Liputan6.com, Hanoi - Tanggal 16 Januari 2006, 11 tahun silam, menjadi hari bersejarah bagi Afrika, khususnya negara Liberia. Negeri ini resmi dipimpin oleh seorang wanita, Ellen Johnson-Sirleaf. Ia menjadi wanita Afrika pertama yang terpilih sebagai kepala negara.
Pada hari itu, wanita yang karib disapa Mama Ellen itu disumpah di hadapan rakyat Liberia dan tamu negara, termasuk Ibu Negara Amerika Serikat, Laura Bush, istri Presiden George W Bush. Menteri Luar Negeri AS yang juga wanita, Condoleezza Rice pun turut hadir.
Baca Juga
Gemuruh bahagia melengkapi pelantikan Mama Ellen di Ibu kota Monrovia, kendati aparat juga memperketat keamanannya dengan kendaraan dan senjata baja serta dibantu otoritas keamanan PBB, karena dikhawatirkan adanya serangan dari pihak yang terduga.
Advertisement
Mama Ellen mendapat tugas berat untuk mengembalikan stabilitas negara yang baru saja mengakhiri perang saudara. Untuk itu, ia pun menegaskan bahwa perdamaian dan pembenahan keamanan negara menjadi prioritas di pemerintahannya, setelah 14 tahun perang saudara. Demikian seperti dimuat BBC.
Pekerjaan rumah lainnya untuk Mama Ellen adalah memperbaiki infrastruktur dan fasilitas umum. Listrik, saluran air, akses jalan, dan jaringan telepon di hampir semua wilayah rusak.
Gedung pemerintahan pun sejatinya belum ada yang layak. Karenanya, presiden yang sudah mempunyai cucu ini berniat membereskannya.
Selain itu tugas lainnya adalah dengan merangkul kembali para tentara dan pemberontak yang selama ini bertikai untuk kembali hidup rukun dalam sebuah lingkungan negara, termasuk mengajak anak-anak yang sebelumnya diperdayakan sebagai tentara, untuk kembali menjalani hidup yang layak, seperti anak-anak yang lain.
Mama Ellen merupakan mantan staf ahli ekonomi untuk Bank Dunia. Karir ekonom berusia 72 tahun itu melejit. Diawali dengan beasiswa studi ilmu ekonomi di Universitas Harvard, Amerika Serikat yang membuka jalan karir di Bank Dunia dan PBB.
Johnson-Sirleaf dikenal sebagai politisi keuangan yang tegas. Tidak heran, ia kemudian dijuluki "Wanita Besi". Lurus hati, keras, dan gigih.
Perempuan berusia 67 tahun ini berhasil meraih 59 persen suara dalam pemilihan umum, mengalahkan calon lain, yang merupakan bintang sepakbola Liberia bernama George Weah.
Bagi Betty Arsen, salah satu pemilih di Monrovia, Mama Ellen menjadi harapan baru bagi Liberia. Ellen dianggap mampu mengembalikan pandangan rakyat terhadap adanya masa depan.
Ia juga dinilai sebagai perempuan yang berhasil memotivasi perempuan lain untuk ikut andil dalam politik. "Kami memilih Mama Ellen dengan harapan, ia akan membantu kaum perempuan."
Pada tahun-tahun pertama pemerintahannya, Mama Ellen berhasil mengembalikan stabilitas negara dan mendapatkan pendapatan negara dari pajak senilai US$ 4 miliar. Ia juga berhasil meyakinkan investor untuk menanam modal di Liberia yang kaya bahan mentah.
Wanita kedua yang menjadi kepala negara di Afrika adalah Joyce Banda yang menjabat dari 7 April 2012 hingga 31 Mei 2014.
Kemudian Catherine Samba-Panza menjadi Pelaksana tugas Presiden Republik Afrika Tengah dari 23 Januari 2014 hingga 30 Maret 2016.
Sejarah lain mencatat pada 16 Januari 2001, Presiden Republik Demokratik Kongo Laurent-Désiré Kabila dibunuh oleh salah seorang pengawal pribadinya.
Sementara itu, pada 16 Januari 2002, DK PBBÂ secara bulat menetapkan embargo senjata dan pembekuan aset-aset Osama bin Laden, Al-Qaeda, dan sisa-sisa anggota Taliban.