Sukses

Kereta Serbia Picu Ketegangan dengan Kosovo, Ada Apa?

Padahal kereta merupakan moda transportasi penting yang mengangkut penumpang dari Belgrade ke Kosovo utara.

Liputan6.com, Belgrade - Kosovo melarang kereta dari Serbia melintasi perbatasan kedua negara. Padahal, kereta merupakan moda transportasi penting dalam rute Belgrade ke Kosovo utara.

Pemicunya tak lain slogan "Kosovo adalah Serbia" yang melekat di badan kereta. Pihak Serbia mengklaim itu adalah sisa warisan masa lalu.

Sementara itu, Kosovo yang merdeka dari Serbia pada tahun 2008 menanggapinya sebagai tindakan provokasi.

Kereta buatan Rusia tersebut dihiasi dengan ikon gereja Ortodoks terkenal di Kosovo. Sementara para petugas kereta mengenakan seragam yang kental dengan warna nasional Serbia.

"Ini seperti pameran berjalan yang mempertontonkan warisan budaya kita," kata Marko Djuric, kepala kantor pemerintah Serbia untuk Kosovo seperti dikutip dari BBC, Minggu, (15/1/2017).

Kereta tersebut merupakan transportasi favorit bagi mereka yang melakukan perjalanan dari Belgrade ke Mitrovica di Kosovo utara. Di sana tinggal sebagian besar etnik Serbia yang tersisa.

Dibutuhkan waktu 10 jam untuk bepergian dari Mitrovica ke Belgrade. Serbia berharap untuk mendirikan sebuah layanan kereta langsung.

Baik Serbia mau pun Rusia mengakui kemerdekaan Kosovo yang dideklarasikan sembilan tahun setelah perang antara kelompok separatis dan pasukan pemerintah meletus di Beograd.

Tapi belakangan PM Serbia, Aleksandar Vucic memerintahkan agar kereta berhenti di Raska, di sisi perbatasan Serbia. Ia menuding pasukan khusus Kosovo berusaha meledakkan rel kereta.

Tak hanya itu, Serbia juga mengklaim, Kosovo akan menangkap masinis jika tetap mengemudikan kereta melintasi perbatasan. Namun tuduhan tersebut dibantah Kosovo.

"Saya meyakini bahwa mengubah tampilan kereta adalah tindakan yang tepat dan sementara masuknya kereta ke sebuah republik yang merdeka dan berdaulat tidak diizinkan," ujar PM Kosovo, Isa Mustafa yang telah menghubungi AS dan Uni Eropa untuk mengungkapkan keprihatinannya.

PM Vucic menilai, Kosovo terlalu berlebihan. Ia mengatakan, keputusannya untuk menghentikan kereta di sisi negaranya tak lain adalah upaya untuk menunjukkan pihaknya ingin damai.

"Yang kami kirimkan kereta, bukan tank," tegasnya.