Sukses

Ledakan Bom Jebol Tembok Penjara Brasil, 26 Napi Kabur

Sekitar 15 pria bersenjata di luar lembaga pemasyarakatan membantu pelarian para napi.

Liputan6.com, Curitiba - Insiden kekacauan yang menyebabkan kaburnya tahanan di penjara Brasil tak kunjung usai. Pada Minggu 15 Januari 2017 waktu setempat, sekelompok orang dilaporkan menyerang penjara dan membantu narapidana (napi) melarikan diri. 

"Setidaknya dua napi tewas, setelah tahanan di penjara Brasil Piraquara State Penitentiary I menjebol dinding dengan bahan peledak. Mereka juga terlibat baku tembak dengan polisi pada Minggu 16 Januari pagi," demikian menurut pejabat penjara seperti dikutip dari CNN, Senin (16/1/2017).

Menurut Departemen Keamanan Publik dan Administrasi Penjara Parana, 28 tahanan melarikan diri penjara yang berada di kawasan Curitiba, Brasil Selatan -- lebih dari 850 kilometer barat daya dari Rio de Janeiro.

"Sekitar pukul 05.30 ada dua ledakan keras di penjara, dampaknya membuat lubang di dinding, di mana akhirnya para tahanan berusaha melarikan diri," kata departemen itu.

"Sekitar 15 pria bersenjata di luar lembaga pemasyarakatan membantu pelarian para napi, mereka terlibat bentrok dengan polisi di guardhouses dan otoritas bergerak untuk mengendalikan keadaan. Pasukan keamanan mampu menguasai kembali penjara, mencegah napi kabur lebih banyak," kata departemen itu.

Polisi militer, Departemen Operasi Khusus, petugas Departemen Penjara Nasional dan Special Police Operations Center serta satuan elite polisi Sipil Piraquara merespons upaya pelarian para napi tersebut dan mengamankan situasi.

Selama penyisiran setelah baku tembak di penjara Piraquara State Penitentiary I, polisi menemukan dua tahanan tewas, bersama dengan senapan mesin Uzi 9 mm, sebuah tas berisi ratusan butir peluru senjata kaliber 5.56 (biasanya digunakan untuk senapan M16) dan rompi anti-peluru.

Polisi juga menemukan sebuah tenda berisi makanan dan minuman, diduga digunakan oleh orang-orang yang menyiapkan pelarian.
 
Selama melarikan diri, empat orang yang diduga membantu pelarian para napi sempat menyandera wanita di sebuah peternakan di Quatro Barras -- sekitar 10 kilometer arah utara dari penjara. Mereka menyerah setelah unit polisi militer elite tiba di tempat kejadian.

Polisi menyita tiga senapan dan dua pistol dari mereka. Kini keempatnya diserahkan ke Special Police Operations Center.

Insiden pada hari Minggu 15 Januari ini terjadi sehari setelah kerusuhan mematikan yang melanda sistem penjara Brasil. Dua minggu di tahun 2017 ini, sudah ada 6 insiden berdarah di 'hotel prodeo' di sana.

Korban jiwa dalam insiden tersebut bahkan dilaporkan dalam kondisi terpenggal. 

Presiden Brasil, Michel Temer dan Menteri Kehakiman, Alexandre de Moraes baru-baru ini mengumumkan pembentukan sebuah rencana nasional untuk meningkatkan sistem lembaga pemasyarakatan di sana.

Menurut Justice Ministry atau Kementerian Hukum, Brasil memiliki populasi penjara terbesar keempat di dunia. Dengan lebih dari 622.000 orang berada di balik jeruji besi.

Banyak penjara dalam kondisi buruk dan penuh sesak. Penjara Alcacuz, misalnya, memiliki kapasitas untuk 620 narapidana, tetapi saat ini dihuni 1.083 orang.