Liputan6.com, Jakarta - Ketika masa kanak-kanak, kaum pria biasanya diajarkan secara tegas bahwa menyembunyikan emosi, apalagi yang menyakitkan, merupakan bagian dari kejantanan seorang lelaki.
Hingga kini, masih beredar anggapan bahwa tangisan adalah kelemahan, dan menutup rapat emosi diri sebagai kekuatan.
Menghindari air mata bukan satu-satunya yang digembar-gemborkan sebagai perlambang maskulinitas.
Advertisement
Seorang pria bisa bersusah payah membuat kekar dirinya, memanjat hirarki sosial kaum adam -- demi membesarkan tampilan sosial yang mendominasi sesama.
Baca Juga
Tapi, ketika seorang Presiden Amerika Serikat secara terbuka menangis di depan khalayak, hal itu mengirimkan pertanda jelas tentang kekuatan yang sebenarnya.Â
"Kejujuran emosional Obama memiliki potensi untuk mengubah definisi maskulinitas, dari sebuah konstruksi sosial yang menghargai agresi dan dominasi -- menjadi pancaran kekuatan dalam ekspresi emosional," kata Benjami Perry dalam opininya di di Bustle.
Dalam artikel berjudul, Obama’s Tears Showed Me What It Means To Be A Man, But Trump's Toxic Masculinity Makes Me Fear For The Future, Perry menilai tangis Obama bukanlah kelemahan.
Ia bahkan menyebut, air mata Obama menunjukkan pada dirinya apa arti menjadi seorang pria sejati.
"Namun, maskulinitas Donald Trump yang 'meracuni' membuatku khawatir soal masa depan," tambah dia.
Dikutip Liputan6.com dari sejumlah sumber, pada Rabu (18/1/2017), berikut ini adalah 3 kejadian emosional ketika Presiden Obama pun tidak kuasa menahan air mata:
1. Pidato Perpisahan, 2017
Dikurip dari BuzzFeed, ketika sedang menyampaikan pidato perpisahan di Chicago, presiden Obama jeda sejenak untuk berterima kasih kepada istrinya, Michelle.
"Michelle LaVaughn Robinson, wanita dari selatan, selama 25 tahun terakhir kamu bukan hanya menjadi istri dan ibu bagi anak-anakku, kamu telah menjadi sahabat terbaik," kata Obama.Â
Dengan air mata berlinang, ia melanjutkan, "Kamu mengambil peran yang tidak kamu minta dan kamu menjadikannya milikmu secara bermartabat, gigih, dan gaya."
Obama terisak dan dia tidak sendirian. Ternyata, menyaksikan seorang presiden menangis merupakan sesuatu yang bermakna.
Advertisement
2. Pengendalian Senjata, 2016
Obama meneteskan air mata pada Januari 2016 lalu ketika bicara soal kendali senjata (gun control).
Saat itu ia bicara dengan suara parau, "Yang tak boleh direnggut dari kita adalah hak untuk hidup, kebebasan, dan mengupayaan kebahagiaan…hak itu direnggut…dari seorang siswa kelas satu di Newtown."
Melalui pidato tersebut, Obama menunjukan dengan jelas alasan mengapa menangis tidak pernah boleh dikaitkan dengan kelemahan.
3. Terima Kasih Kepada Staf, 2012
Sementara itu, seperti dilaporkan dalam Politico, ketika memenangkan masa ke dua kepresidenannya, Obama juga meneteskan air mata ketika mengucapkan terima kasih kepada para staf kampanye.
Pada 7 November 2012, dalam pertemuan di markas kampanye Obama 2012 di Chicago, ia meneteskan air mata sambil mengucapkan, "Saya melihat berkeliling ruangan dan berpikir tentang apa jadinya kalian…kalian akan melakukan hal-hal hebat."
"Dan itulah sebabnya, bahkan sebelum hasil tadi malam, saya merasa bahwa tugas yang saya lakukan untuk maju telah tuntas. Karena apa yang telah kalian lakukan membuktikan bahwa apa yang saya lakukan adalah penting."
"Dan saya sangat bangga dengan itu. Saya sangat bangga dengan kalian semua," ujarnya dengan air mata meleleh di pipi. Sambil ia menyeka, kerumunan ratusan orang di sekitarnya memberikan tepuk tangan.
Advertisement