Liputan6.com, Istanbul - Seorang warga Turki, Ali Haydar Demir, mengetahui bahwa ada sesuatu yang salah ketika ia mendengar keributan pada tengah malam di blok apartemennya.
"Kemarin malam aku mendengar keributan dan aku pun keluar. Aku pikir seseorang terjebak di lift, lalu aku melihat polisi di koridor," ujar Demir.
Baca Juga
"Mereka memintaku untuk masuk ke dalam," ujar dia.
Advertisement
Kala itu Demir menjadi saksi mata penggerebekan yang dilakukan puluhan Polisi Turki untuk menangkap Abdulgadir Masharipov, pelaku penembakan 39 orang di kelab malam Istanbul yang terjadi saat malam tahun baru.
Penggerebakan yang terjadi pada 17 Januari itu mengejutkan Demir dan penghuni apartemen. Pasalnya, selama ini mereka tak menyadari bahwa mereka tinggal berdekatan dengan teroris paling diburu di Turki, di mana Masharipov juga disebut sebagai pembunuh terlatih yang belajar di Afghanistan.
Dikutip dari Yahoo! News, Kamis (19/1/2017), Masharipov menyelinap pada malam terjadinya serangan di kelab malam Reina di Bosphorus pada malam tahun baru dan berhasil menghindari polisi selama 17 hari.
"Aku takut, aku tak bisa mempercayainya," ujar penghuni apartemen lain, Sezen Aras.
"Ini seperti mimpi buruk. Pria ini tinggal di atap yang sama dan kami tak tahu," ucap dia.
Tiga perempuan dan seorang laki-laki Irak juga ditahan dalam penyergapan yang berlangsung selama 20 menit tersebut.
Di unit 36 tempat Masharipov tinggal, terlihat sejumlah pintu, lemari, dan laci yang terbuka, dengan pakaian dan benda-benda lain berserakan di lantai.
Dalam penggeledahan itu juga ditemukan dua Alquran, buku-buku latihan, sejumlah mata uang dari berbagai negara. Berdasarkan foto dari Associated Press, uang rupiah senilai Rp 10.000 dan Rp 2.000 juga ditemukan di apartemen Masharipov.
Sejumlah catatan juga ditemukan dalam penggeledahan itu, termasuk satu catatan berbahasa Inggris yang bertuliskan, "Lakukan apa yang kamu mau. Aku tak akan peduli dan membantu lagi."
Dalam penggeledahan lain yang berlangsung pada 4 Januari 2017, sejumlah paspor Indonesia ditemukan di sebuah apartemen ketika polisi memburu pelaku penembakan kelab malam Turki.
"Di apartemen tersebut di mana 40 orang ditangkap itu, ditemukan berbagai paspor berbagai dokumen perjalanan termasuk terdapat di situ paspor Indonesia," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, kantor Kemlu pada 10 Januari 2017.
Dijelaskan Tata, ke-40 orang ini dituding terkait kelompok teror ISIS. Kelompok tersebut diduga kuat sebagai otak serangan yang menewaskan puluhan orang tersebut.
Kendati ada paspor Indonesia, Tata memastikan tidak ada WNI yang ditangkap pada operasi tersebut.
"Tidak ada WNI semuanya, ada WN dari berbagai negara lain, tidak ada WNI di situ. Namun demikian, ada berbagai dokumen perjalanan dari berbagai negara termasuk paspor Indonesia. Sampai saat ini kita belum mengetahui apakah paspor tersebut asli," ucapnya.