Liputan6.com, Washington, DC - Shepard Fairey, seniman di balik poster "Hope" pada kampanye Obama tahun 2008, membuat sejumlah gambar terbaru jelang pelantikan presiden Donald Trump.
Tiga poster itu menampilkan perempuan muslim, Latin, dan Afrika-Amerika.
"Kami berpikir, mereka adalah tiga kelompok yang selama ini dicela oleh Trump dan mungkin akan menjadi kelompok yang akan terabaikan di kepemimpinan Trump," kata Fairey seperti dikutip dari CNN, Jumat, (20/1/2017).
Advertisement
Fairey bersama seniman Jessica Sabogal dan Ernesto Yerena membuat tim untuk lembaga nirlaba Amplifier Foundation. Lembaga itu bertujuan sebagai "mesin seni" bagi perubahan sosial. Mereka memproduksi kampanye "We the People" yang mengkritik Trump.
"Ini semacam penegasan agar orang ingat 'we the people' itu berarti semua orang. Benar-benar semua orang," kata Fairey.
"Saya pikir kampanyenya sangat menyinggung satu sama lain. Gambar ini hanya ingin mengingatkan bahwa kita manusia dan kalau dilihat lebih sempit lagi, kita adalah warga Amerika," ia melanjutkan.
Tujuan kampanye mereka seperti diungkapkan di Kickstater Campaign-- laman pengumpul dana-- , adalah "membanjiri" Washington dengan simbol harapan pada 20 Januari. Tepat di hari Trump dilantik.
"Jika kampanye 20 Januari berhasil, kami akan memasang iklan satu halaman berwarna di Washington Post dengan gambar-gambar itu. Jadi, orang-orang di Capitol dan seluruh negeri bisa membawa gambar itu di sepanjang jalan, menggantungnya di jendela atau menempelnya di dinding," tulis organisasi itu.
Fairey adalah salah satu seniman yang vokal terhadap Trump.
"Trump itu berbahaya," kata Fairey menjelang pilpres beberapa waktu lalu.
"Ia penuh kebencian dan pencela perempuan. Ia tak punya hormat kepada orang, tak ada pengalaman di politik, dan menjadi presiden berdasarkan egonya saja," kata dia.
Fairey bukan satu-satunya seniman yang protes terhadap Trump. Artis Los Angeles, Illma Gore, beberapa waktu lalu membuat mural dari darah manusia sebagai protes kepada Trump.
Bahkan, artis sekelas Meryl Streep mengkritik Trump di pidato Golden Globes saat ia mendapatkan penghargaan.