Liputan6.com, Washington DC - Salah satu ikon aktivis feminis di AS, Gloria Steinem memberikan pidato dukungan untuk umat muslim, dalam aksi Women's March di Washington, D.C Amerika Serikat. Dalam rangka memprotes Donald Trump.
Ucapan itu sekaligus untuk menyindir kebijakan kontroversial Donald Trump melarang warga muslim masuk ke Amerika Serikat (AS) dan meminta untuk mendaftarkan diri.
Advertisement
Baca Juga
"Jangan memecah belah kami. Jangan mencoba memecah belah kami. Jika Anda memaksa muslim untuk mendaftarkan diri, maka kami semua warga AS akan melakukan hal serupa," tegas Steinem dalam pidatonya yang Liputan6.com kutip dari NBC News, Selasa (24/1/2017).
Women's march itu juga menarik dukungan signifikan dari para selebritas. Mulai dari aktris Scarlett Johansson, Ashley Judd, hingga penyanyi Alicia Keys dan Madonna juga ikut serta berbicara kepada para demonstran. Janelle Monae, Maxwell, dan Indigo Girls pun juga tak mau ketinggalan mendukung aksi tersebut.
Berikut ini cuplikan video dukungan dari aktivis Steinem terhadap muslim di AS:
Sebelumnya, Steinem juga menyatakan bahwa upaya Trump membangun dinding pemisah di Berlin.
"Saya berbicara dengan orang-orang di demo itu, termasuk salah satunya di Berlin. Mereka meminta saya untuk mengirimkan pesan khusus: 'Kami di Berlin tahu bahwa 'dinding' pembatas itu tidak berfungsi'," kata Steinem disambut riuh tepuk tangan.
Aksi long march itu bergerak lambat mulai Sabtu sore bersama Constitution Avenue menuju Monumen Washington, dan berakhir di dekat Gedung Putih.
Penyelenggara mengatakan womens's march di Washington itu sengaja dijadwalkan untuk hari setelah pelantikan presiden. Tujuannya untuk mengirimkan pesan yang kuat kepada pemerintah baru: Hak-hak perempuan adalah hak asasi manusia.
Surat Cinta untuk Muslim AS
Menyaksikan Donald Trump mengangkat tangan kanannya kala mengucap sumpah sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat, perasaan sejumlah warga Negeri Paman Sam cemas. Mereka tak yakin akan masa depannya, terutama bagi golongan minoritas dan pendatang.
Maka, bisa dibayangkan perasaan seorang warga muslim AS saat menemukan sebuah surat di muka rumahnya.
Kertas itu diduga diletakkan seseorang tepat ketika Trump menyampaikan pidato kontroversialnya sesaat setelah sah jadi penguasa Gedung Putih, Jumat, 20 Januari 2017.
Bukan ancaman yang tersurat di dalamnya, melainkan pesan kasih sayang, penghiburan, dan dukungan.
Banyak orang berpendapat isi surat itu menggugah dan mengembalikan keyakinan bahwa masih ada rasa kemanusiaan di dunia ini.
Seperti ini terjemahan isi suratnya:
"Kepada tetanggaku,
Hari ini mengawali sebuah tahapan baru bagi negara kita. Apapun yang terjadi, ketahuilah bahwa masih ada banyak orang yang akan rela memperjuangkan hak Anda untuk menjalankan ibadah, untuk melanjutkan hidup tanpa diskriminasi.
Anda diterima di lingkungan ini. Jika Anda membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk mengetuk pintu kami."
Seorang muslimah bernama Hend Amry membagikan foto surat tersebut di akun Twitternya, @LibyaLiberty.
"Setelah pelantikan Trump, sejumlah tetangga meninggalkan surat ini di muka pintu pamanku di Cincinnati, Ohio," kata dia, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (23/1/2017).
"Ini adalah Amerika yang menerima kami sebagai pengungsi politik, Amerika yang memberikan kami rumah baru, Amerika yang membuat harapanku tetap hidup hari ini."
Postingan Amry dibagikan kembali lebih dari 128 ribu kali. Sementara, ribuan pengguna Twitter ikut berbagi pesan yang sama.
"@LibyaLiberty Betul Sekali! Sungguh bangga ikut menjadi bagian di dalamnya (AS) bersamamu," tulis pemilik akun @ferolhumphrey.
Advertisement