Liputan6.com, Port-au-Prince - Presiden terpilih Haiti, Jovenel Moise menjalani pemeriksaan selama empat jam atas dugaan kasus penipuan. Moise yang dijadwalkan akan dilantik pada 7 Februari mendatang menegaskan dirinya datang secara sukarela tanpa didampingi pengacara.
Mantan eksportir pisang itu menyangkal tuduhan bahwa ia terlibat kasus pencucian uang dan menerima pinjaman menguntungkan sebelum terjun ke dunia politik. Demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis, (26/1/2017).
Menurut Moise, tuduhan tersebut merupakan fitnah politik yang dilancarkan oleh lawan-lawannya. Belum diketahui bagaimana nasib Moise kelak.
Advertisement
Penyelidikan terkait dugaan pelanggaran hukum tersebut telah dilakukan sejak tahun 2013. Itu merupakan bagian dari prosedur regulasi rutin bank. Selama ini, otoritas belum mengambil tindakan sampai beberapa waktu lalu empat senator dari pihak oposisi menuntut informasi tentang temuan tersebut.
"Orang-orang tertentu seharusnya tidak boleh mengeksploitasi hukum. Satu-satunya cara untuk memutus karier seseorang di dunia politik adalah dengan menuduhnya berbohong," ujar Moise.
Kasus ini dinilai mencerminkan perpecahan politik di Haiti. Tiga rival Moise dikabarkan menolak hasil pemilu dan memilih untuk menempuh jalur hukum menggugat hasil pesta demokrasi itu.
Pemilu di Haiti dilangsungkan pada 20 November 2016. Ini merupakan pemilu kedua setelah pemungutan suara pertama dibatalkan menyusul dugaan kecurangan.
Pemilu pertama yang berlangsung pada Oktober tahun 2015 dimenangkan oleh Moise. Namun hal itu ditentang pihak oposisi dengan menyebutnya sebagai proses yang kotor.
Kekerasan pun merebak sebelum akhirnya hasil pemilu pertama dibatalkan. Selama puluhan tahun, Haiti dilanda ketidakstabilan politik dan kemiskinan. Negara kecil itu pula masih harus berjuang untuk pulih dari bencana gempa bumi yang terjadi pada tahun 2010.