Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pihak berwenang menemukan 2 jenazah baru perahu karam di perairan Johor Bahru, Malaysia.
"Korban meninggal total 16 jenazah (9 pria dan 7 wanita)," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal dalam keterangan tertulis yang dimuat Liputan6.com, Kami (25/1/2017).
Baca Juga
"Korban selamat yang ditemui bertambah 2 menjadi total 8 org (1 pria WN Malaysia, 5 pria WNI, 2 wanita WNI)," imbuh Iqbal.
Advertisement
Sementara itu, sebanyak tujuh jenazah korban perahu karam itu sudah berhasil diidentifikasi oleh pihak berwenang. Seluruhnya merupakan WNI.
"Korban meninggal dunia yg jenazahnya sudah berhasil diidentifikasi 7 orang. MY wanita asal Ende, NTT. RS, pria asal Madura, Jatim. LL, pria asal Belu, NTT. SY, wanita asal Madura, Jawa Timur. HM, wanita asal Madura, Jawa Timur. SW, wanita asal Bojonegoro Jawa Timur. SN, pria asal Madura Jawa Timur," papar Iqbal.
Iqbal menjelaskan, jenazah LL dan SY sudah siap dipulangkan.
"Rencana akan diterbangkan tanggal 27 Januari 2017. LL akan diterbangkan KL-JKT-Kupang. SY akan diterbangkan melalui jalur KL-JKT-SBY," pungkas Iqbal.
Insiden tenggelamnya perahu tersebut diketahui pada 23 Januari 2017 lalu, di perairan Tanjung Rhu, Johor.
Perahu karam pertama kali ditemukan masyarakat di sekitar pantai pada pukul 09.17 waktu setempat, diperkirakan datang dari arah Batam, Indonesia.
Pangkalan Utama Angkatan Laut IV (Lantamal IV) Tanjungpinang menerjunkan tim Western Fleet Quick Response (WFQR) untuk berkoordinasi dalam rangka membantu proses penyelamatan korban kecelakaan perahu yang karam di perairan Pantai Tanjung Leman Mersing, Johor, Malaysia.
Komandan Lantamal IV Laksamana Pertama TNI S Irawan mengatakan informasi kapal karam diterima di ruang kendali utama (RKU) WFQR Lantamal IV Tanjungpinang dari ILO Malaysia. Kapal kayu itu diduga membawa TKI ilegal yang berangkat dari Tanjung Bemban, Batam, menuju Malaysia.
Irawan menduga, karamnya kapal itu disebabkan cuaca yang tak bersahabat. Saat ini, kata dia, merupakan musim angin utara yang menyebabkan gelombang.