Sukses

Trump Nilai Larangan 7 Negara Muslim Masuk AS Berhasil

Seorang pejabat pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump, menilai kebijakan pelarangan menuai keberhasilan.

Liputan6.com, Washington, DC - Genap seminggu menjabat jadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah membuat keputusan kontroversial. Dirinya melarang warga dari 7 negara mayoritas Islam untuk masuk ke negaranya.

Keputusan yang ia tuangkan dalam perintah eksekutif itu merupakan salah satu dari janjinya semasa kampanye capres AS. 

Menurut seorang pejabat AS, keputusan Trump ini, sudah mulai dijalankan. Menurutnya, hasilnya pun cukup memuaskan.

"Jadi ini benar-benar cerita sukses dalam hal pengaplikasiannya di semua tingkatan," sebut pejabat yang namanya tak mau disebutkan seperti dikutip dari Sky News, Senin (30/1/2017).

Beberapa hari lalu, President Trump menepati janji kampanyenya. Ia melarang warga tujuh negara, yaitu Irak, Iran, Suriah, Libya, Yaman, Sudan, dan Somalia untuk masuk ke negaranya.

Menurut draft keputusan, Amerika Serikat akan berhenti memproses visa selama 30 hari bagi negara-negara yang oleh pemerintahan Obama dipandang terlalu berisiko untuk program bebas visa Amerika.

Kebijakan Trump menuai kecaman. Para demonstran berdatangan ke sejumlah bandara di AS, tempat para penumpang dari negara-negara terdampak ditahan.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, seakan ragu merespons kebijakan tersebut. Usai pertemuan empat mata yang sukses dengan Presiden AS, ia mengaku "tak sepakat" dengan apa yang dilakukan Donald Trump.

Kritik tajam juga datang dari para tokoh di bidang teknologi. Bos Facebook, Mark Zuckerberg, mengingatkan bahwa AS adalah bangsa imigran.

Sementara pelari Inggris, Mo Farah, khawatir ia tak bisa pulang ke rumahnya di Oregon, AS.

"Donald Trump membuatku seakan jadi alien," kata atlet keturunan Somalia itu.