Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan Presiden Donald Trump yang berdampak kepada sejumlah warga dari 7 negara yang mayoritas penduduknya Muslim mengundang simpati sejumlah pihak, termasuk Gubernur New York, Andrew Cuomo. Dukungannya menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Selasa (31/1/2017) pagi.
Selain Gubernur New York, pemilik bisnis Starbuck Coffee juga menyatakan dukungannya dengan caranya sendiri.
Baca Juga
Lalu, terkait dengan kepribadian Donald Trump sendiri, pernah ada ulasan Washington Post yang membandingkannya dengan Adolf Hitler. Benarkah analisisnya?
Advertisement
Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:
Â
1. Gubernur New York: Sebagai New Yorker, Saya Seorang Muslim
Gubernur New York Andrew Cuomo mengecam Perintah Eksekutif Donald Trump terkait pengungsi dan pelarangan 7 negara muslimm masuk ke AS.
"Jelas hal yang bertentangan dengan apa yang saya percaya," kata Cuomo seperti dikutip dari CBS, Senin 30 Januari 2017.
"Pengacara saya di kantor gubernur akan bertindak sebagai penasihat hukum bagi mereka yang butuh bantuan," lanjutnya.
Â
2. Lawan Kebijakan Trump, Starbucks Akan Pekerjakan 10.000 Pengungsi
Starbucks mengumumkan rencananya untuk mempekerjakan 10.000 pengungsi dalam jangka lima tahun ke depan. Langkah ini merupakan reaksi atas perintah eksekutif Donald Trump yang melarang sementara para pengungsi dan imigran masuk ke Amerika Serikat (AS).
Selang dua hari setelah Trump menandatangani perintah yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim masuk ke Negeri Paman Sam, CEO Starbucks, Howard Schultz, mengumumkan rencana kebijakan baru perusahaan tersebut.
Tak hanya mempekerjakan, Schultz juga berjanji akan menyediakan tunjangan kesehatan bagi karyawannya dan mendukung imigran gelap, bahkan petani kopi di Meksiko.
Â
3. Donald Trump Mirip Adolf Hitler?
Melihat beberapa perintah eksekutif yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, sejumlah pihak mencoba membandingkannya dengan kebijakan Adolf Hitler, diktator Nazi Jerman.
Ternyata, dugaan kemiripan dua tokoh tersebut bukan baru saja dipikirkan. Seorang penulis buku, Peter Ross Range, seperti dikutip Sydney Morning Herald, pada Senin 30 Januari 2017, pernah mencoba menelisik kemiripan tersebut. Ia menuliskan kemiripan tersebut di sebuah media terkemuka Amerika, Washington Post.