Liputan6.com, Brussels - Tersangka teror bom Brussels, Mohamed Abrini, kini dalam penyelidikan resmi di Prancis. Informasi itu disampaikan oleh pengacaranya, Emmanuel Pierrat.
Dilansir dari BBC, Selasa (31/1/2017), Mohamed Abrini yang dijuluki man in the hat setelah terekam dalam CCTV di bandara Brussels Maret 2016 lalu, diserahkan kepada otoritas Prancis sehingga ia bisa dijatuhkan sanksi.
"Mohamed Abrini dibawa ke Paris dari Belgia dalam konvoi bersenjata berat sehingga kasus terhadap dirinya bisa secara resmi diluncurkan," BFMTV melaporkan.
Advertisement
Emmanuel Pierrat mengatakan, Abrini tak mengeluarkan pertanyaan sedikit pun di pengadilan yang dihadiri enam hakim. Pierrat menyebutkan, Abrini berada di Belgia ketika serangan di Paris terjadi pada 13 November 2015.
Dia juga mengatakan bahwa kliennya saat ini sedang diselidiki di Prancis dan Belgia terkait teror Paris. Hal itu bisa menyebabkan komplikasi hukum.
Mohamed Abrini saat ini juga diselidiki di Belgia atas serangan bom di Brussels, di Bandara Zaventem pada Maret 2016 lalu. Kala itu juga terjadi ledakan di stasiun metro kota yang menewaskan 32 orang.
Baik teror Paris dan Brussels sejauh ini diklaim oleh ISIS.
Mohamed Abrini ditangkap April lalu di Brussels. Sementara insiden yang dikaitkan padanya, penembakan dan ledakan bom di teror Paris pada 13 November 2015 lalu menewaskan 130 orang.
Mohamed Abrini terlihat di mobil dengan tersangka utama teror Paris Salah Abdeslam ketika berhenti di sebuah pompa bensin di Ressons, dua hari sebelum serangan di ibu kota Prancis.
Sidik jari dan DNA-nya ditemukan di dua "safe house" di Brussels, serta di dalam mobil yang digunakan selama serangan Paris.
Setelah penangkapannya, ia juga mengaku menjemput Salah Abdeslam setelah serangan dan membawanya ke Belgia.
Â