Liputan6.com, Tokyo - USS Antietam, sebuah kapal perang pengawal penghancur rudal milik Angkatan Laut AS mengalami kerusakan pada baling-baling. Akibatnya, minyak pelumas pada alat itu bocor dan mengotori lepas pantai Jepang.
Insiden terjadi pada Selasa lalu 31 Januari 2016 ketika kapal perang AS itu tengah berlabuh di Teluk Tokyo dekat Yokosuka, Jepang. Sejauh ini tidak ada personel AS yang terluka. Tapi dengan tumpahnya 1.100 galon minyak hidrolik mengkhawatirkan dampak terhadap lingkungan.
Baca Juga
"Angkatan Laut bekerja sama dengan Pemerintah Jepang dan penjaga pantai setempa dalam menanggapi masalah ini terutama meminimalkan dampak terhadap lingkungan," menurut pernyataan dari Kyoko Sugita, seorang juru bicara Angkatan Laut AS.
Advertisement
Dikutip dari CNN, pada Kamis (2/2/2017) AS mengerahkan kapal untuk memantau daerah di setiap tanda-tanda minyak di bibir pantai dan segera untuk memulai prosedur pembersihan segera jika ada terdeteksi.
USS Antietam bisa kembali ke pangkalan Yokosuka Naval di Jepang dengan bantuan tugboat setelah insiden tersebut dan inspeksi terus menunjukkan bahwa minyak tidak lagi bocor dari kapal, lanjut pernyataan AL.Â
Sebuah penyelidikan sedang berlangsung untuk menilai tingkat kerusakan kapal.
USS Antietam yang memiliki panjang badan 576 kaki itu pertama kali ditugaskan pada tahun 1987 dan merupakan bagian dari rotasi permanen Angkatan Laut AS pasukan di Pasifik.
Kapal penjelajah Ticonderoga-kelas kapal perang mampu melakukan operasi mulai dari perang anti-kapal selam untuk pertahanan rudal anti-balistik.
Angkatan Laut AS saat ini memiliki 22 kapal penjelajah Ticonderoga yang aktif dan banyak dari kapal diharapkan menjalani modernisasi untuk memastikan mereka mencapai proyeksi 35 tahun umur mereka.
Setiap kapal jenis itu memiliki biaya perawatan sekitar US$ 1 miliar, menurut Angkatan Laut AS.Â