Sukses

Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020 Dibuat dari Ponsel Bekas

Medali yang akan diserahkan pada para juara Olimpiade dan Paralimpiade 2020 di Tokyo bukan logam biasa. Dari ponsel bekas.

Liputan6.com, Tokyo - Medali yang akan diserahkan pada para juara Olimpiade dan Paralimpiade 2020 di Tokyo bukan logam biasa. Kepingan emas, perak, dan perunggu tersebut akan dibuat dari daur ulang telepon seluler (ponsel).

Warga Jepang pun diminta untuk menyumbangkan ponsel dan perkakas elektronik mereka yang tak lagi digunakan Dari sana akan 'ditambang' dua ton emas, perak, dan perunggu -- untuk kemudian dibuat menjadi 5.000 medali.

Proyek tersebut diharapkan akan mempromosikan pelestarian lingkungan sekaligus mengurangi biaya penyelenggaraan pesta olah raga terbesar sejagad itu.

"Proyek tersebut, yang memungkinkan masyarakat di Jepang untuk ambil bagian dalam pembuatan medali adalah hal yang sangat baik," kata direktur olahraga Tokyo 2020, Koji Murofushi, seperti dikutip dari BBC, Kamis (2/2/2017). 

"Sumber daya di Bumi terbatas, jadi daur ulang benda-benda itu akan membuat kita berpikir tentang lingkungan."

Kotak pengumpulan ponsel akan ditempatkan di kantor-kantor di seantero Jepang, juga di toko-toko perangkat telekomunikasi sejak April hingga material yang diperlukan terkumpul.

Ilustrasi ponsel bekas (Reuters)

Anggota panitia Olimpiade Jepang mengajukan ide tersebut pada pejabat dan perusahaan pada 2016 lalu.

Apa yang dilakukan Negeri Sakura adalah terobosan. Sebab, kota tuan rumah Olimpiade biasanya memperoleh logam yang dibutuhkan dari perusahaan pertambangan.

Sebagai negara yang tidak memiliki sumber daya mineral sendiri, Jepang tertarik untuk mengambil tema 'masa depan yang berkelanjutan' dalam penyelenggaraan Olimpiade 2020.

Menambang Emas di Ponsel

Ada logam-logam berharga yang tersembunyi alias harta karun dalam setiap ponsel -- emas, perak, tembaga, platinum, dan palladium.

Sebuah iPhone, misalnya, diperkirakan mengandung 0,034 gram emas, 0,34 gram perak, 0,015 gram palladium, dan kurang dari seperseribu gram platinum.

Ponsel tersebut juga mengandung logam yang kurang berharga namun signifikan, yakni 25 gram alumunium dan tembaga yang beratnya sekitar 15 gram.

Tak hanya itu. Ponsel juga mengandung sejumlah elemen yang langka -- unsur-unsur yang sejatinya melimpah di kerak Bumi namun susah ditambang, termasuk yttrium, lanthanum, TB, neodymium, gadolinium dan praseodymium. Belum termasuk plastik, kaca, dan baterai.

Konsentrasi sejumlah elemen, misalnya emas dan perak, dalam ponsel sebenarnya lebih tinggi daripada konsentrasi ore -- endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral berharganya secara ekonomis baik itu logam maupun bukan logam.

Satu ton iPhone akan menghasilkan 300 kali emas lebih dari 1 ton bijih emas -- dan 6,5 kali lebih banyak dari pada 1 ton bijih perak.

Tak hanya ponsel, bagian mobil dan peralatan rumah tangga seperti lemari es dan AC juga mengandung logam yang langka -- demikian juga dengan logam dasar, termasuk besi, tembaga, timah dan seng.

Penambangan emas dari ponsel biasanya dilakukan dalam skala besar.

Sejuta ponsel bisa menghasilkan lebih dari 16 ton tembaga, 350 kilogram perak, 34 kilogram emas, dan 15 kg palladium.