Liputan6.com, Moskow - Hiruk pikuk aktivitas Kota Moskow, Rusia dibuat terhenyak oleh sebuah ledakan bom pada 6 Februari 2004. Ratusan orang menjadi korban, 39 di antaranya tewas.
Ledakan terjadi di kereta bawah tanah yang berangkat dari stasiun Paveletskaya ke stasiun Avtozavodskaya. Kejadian itu berlangsung ketika para penumpang hendak berangkat kerja dan sekolah, pagi hari, sekitar pukul 08.40 waktu setempat.
Baca Juga
"Kereta meledak di titik 300 meter dari stasiun Avtozavodskaya. Ledakan terjadi di pintu pertama gerbong kedua," ujar Wakil Walikota Valery Shantsev, seperti dimuat CNN.
Advertisement
"Bom telah membuat gerbong kedua hancur hingga kepingan-kepingannya terpental keluar. Gerbong ketiga juga hancur, dampak ledakan di gerbong kedua," sambung dia.
Menurut sejumlah saksi mata, mereka berlari di dalam terowongan bawah yang begitu gelap usai ledakan. Mereka mencoba menyelamatkan diri. "Untung petugas kereta segera membuka pintu, dan kami bergegas keluar," ujar penumpang kereta di gerbong lain yang tidak terkena dampak ledakan.
Sekitar 50 mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian. Peristiwa itu telah menyebabkan ledakan hebat disertai asap yang membumbung tinggi.
Deputi Menteri Dalam Negeri Rusia Alexander Chekalin mengatakan, berdasarkan video rekaman, ada seorang pria dan wanita membawa tas koper dan ransel. Bom diduga kuat diletakkan di dalam tas tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam keras ledakan bom tersebut. Ia menyebut peristiwa itu adalah serangan teroris yang diduga dilakukan kelompok separatis Chechnya. Aparat Rusia sebelumnya sudah menduga adanya serangan teroris sebelum dimulai kampanye pemilihan presiden 14 Maret.
"Dengan persatuan bersama, kita bisa melawan teroris ini pada masa sekarang," ucap Putin kepada media Interfax. "Jika ini merupakan ancaman bernegosiasi dengan memenuhi permintaan kelompok tertentu, pemerintah tidak akan menggubrisnya."
Sementara itu, di Grozny, pemimpin gerakan separatis Chechnya Aslan Maskhadov membantah bahwa pihaknya yang melakukan serangan bom tersebut.
Sebelumnya pada Oktober 2002, kelompok Chechnya menyerang bioskop Moskow, menyandera ribuan orang selama 57 jam. Polisi memutuskan untuk menggunakan gas beracun untuk menyerang para penyerang, hingga menyebabkan 129 orang tewas.
Sejarah lain mencatat pada 6 Februari 1996, Pesawat Boeing 757 Birgenair Penerbangan 301 jatuh di Samudera Atlantik, di lepas pantai Republik Dominika dan menewaskan 189 orang. Itu merupakan kecelakaan terburuk yang melibatkan pesawat Boeing 757.
Pada tanggal yang sama di tahun 1958, tujuh pemain Manchester United (MU) tewas dalam kecelakaan pesawat saat melakukan perjalanan pulang usai pertandingan Piala Eropa melawan klub Red Star Belgrade di Yugoslavia. Selain itu, ada pejabat klub Setan Merah dan beberapa jurnalis olahraga yang juga menjadi korban. Total 21 orang yang menjadi korban jiwa.