Sukses

Menhan AS: Tidak Perlu Bermanuver di Laut China Selatan

Mattis turut mengkritik China yang dinilainya telah mengoyak kepercayaan negara-negara di kawasan.

Liputan6.com, Tokyo - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), James Mattis menegaskan, tidak ada kebutuhan bagi pihaknya membuat pergerakan militer besar di Laut China Selatan sebagai reaksi atas sikap asertif Tiongkok.

Mattis bahkan mengkritik tajam Beijing yang disebutnya telah "mengoyak kepercayaan dari negara-negara kawasan".

"Pada saat ini, kami tidak melihat kebutuhan untuk melakukan pergerakan militer dramatis sama sekali," ujar Mattis saat melakukan konferensi pers dengan mitranya, Menhan Jepang, Tomomi Inada di Tokyo seperti dilansir Huffingtonpost.com, Senin, (6/1/2017).

Dalam kesempatan yang sama, Menhan AS itu menekankan yang menjadi fokus pihaknya adalah diplomasi.

"Apa yang harus kita lakukan adalah melakukan semua upaya, melalui diplomatik, untuk mencoba menyelesaikan (sengketa) dengan benar, menjaga jalur komunikasi yang terbuka," tegas purnawirawan jenderal korps marinir AS tersebut.

"Dan tentu saja, sikap militer kita harus menjadi salah satu yang memperkuat para diplomat kita dalam hal ini. Tapi sekarang tidak perlu melakukan manuver militer atau sesuatu seperti itu," pungkasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson ketika berhadapan dengan Senat menegaskan, bahwa Tiongkok tidak seharusnya diperbolehkan mengakses pulau-pulau buatan di Laut China Selatan.

Gedung Putih juga telah bersumpah untuk mempertahankan apa yang mereka sebut sebagai "wilayah internasional" di perairan strategis tersebut.

Namun bagaimana Negeri Paman Sam akan mencapai tujuan tersebut tidak dijelaskan, termasuk kemungkinan akan menempuh opsi militer. Tiongkok selama ini mengklaim nyaris seluruh wilayah Laut China Selatan.

Selain China, sejumlah negara seperti Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei Darussalam juga terlibat dalam sengketa di perairan yang kaya kandungan minyak dan gas itu.