Sukses

Warga New York Gotong Royong Bersihkan Lambang Nazi di Subway

Tak hanya lambang Nazi, ada sejumlah kata seperti hancurkan Islam di kereta bawah tanah. Para penumpang pun membersihkannya.

Liputan6.com, New York - George Locke tengah menikmati malam mingguan pada Sabtu 4 Januari 2017 lalu, setelah makan malam dengan teman-temannya di Manhattan, New York City. Saat menuju pulang ke rumah, ia menggunakan kereta bawah tanah nomor No.1 di 50th Street.

Seketika, ia sadar. Ada yang salah, ketika ia masuk ke dalam kereta itu. 

"Semua orang di subway tertegun," kata Locke, seorang jaksa New York yang berasal dari Atlanta, Georgia.

"Tatkala pintu subway menutup di belakangku, aku melihat jendela pintu itu," katanya seperti dikutip dari CNN, Senin (6/2/2017).

Di jendela pintu subway itu, ada goresan spidol permanen bergambar lambang Nazi berupa swastika dan coretan penuh kebencian. Masing-masing berbunyi, "Yahudi harusnya berada di oven", "Hancurkan Islam" dan "Heil Hitler".

Para penumpang tak nyaman dengan pemandangan itu dan tak yakin apa yang harus dilakukannya. Namun, menurut Locke, seorang pria tiba-tiba berdiri dan mengatakan, "cairan pembersih tangan bisa menghapus spidol permanen. Kita butuh alkohol," katanya.

Pria itu bernama Jared Nied, seorang koki di salah satu restoran di Manhattan.

Menurut Nied kepada CNN, "Perempuan di depanku memandangku dan mengatakan apa yang ia bisa bantu dengan menyerahkan tisu. Juga cairan pembersih tangan."

Lalu, "tak lama kemudian, semua orang di dalam gerbong itu berdiri. Merogoh kantong mencari tisu dan cairan apapun untuk membersihkan coretan itu," kata Locke.

Warga New York Bergotong-Royong Bersihkan Lambang Nazi di Subway (George Locke/Facebook)

Nied dan penumpang lainnya bergotong-royong menghapus coretan-coretan itu. Menurut Nied, "kami semua puas telah melakukan sesuatu yang benar." 

Menurut Locke, salah seorang penumpang berkata, "Saya pikir, inilah Amerika di bawah Trump." Namun, ada yang membalas, "Tidak, tuan. Ini jelas bukan Amerika, tidak akan pernah selama kami para New Yorker akan terus bersikap keras kepala menolaknya."

Sementara itu, Locke sendiri sangat bahagia semua orang bersama-sama melakukan kebaikan.

Jaksa itu lantas memposting di Facebooknya dan segera saja viral di dunia maya.

Dan pada Minggu 5 Februari tengah hari postingannya telah dibagi lebih dari 250 kali. Bahkan disadari oleh Chelsea Clinton yang mengunggah postingan Locke di Twitternya. Dan, hingga Senin pagi waktu Indonesia, postingan itu telah mencapai lebih dari 450.000 shares. 

"Kita tak akan biarkan kebencian menang, dan satu lagi alasan untuk membawa cairan pembersih tangan," tulis putri tunggal Bill dan Hillary Clinton otu.

Polisi New York (NYPD) mengatatakan graffiti itu kini tengah diinvestigasi. Sejauh ini pihaknya belum menahan siapapun.

Adapun pihak New York's Metropolitan Transportation Authority mengaku tidak menerima laporan formal terkait insiden itu.

Para penumpang butuh beberapa menit untuk membersihkan coretan-coretan itu.

"Lalu kami duduk kembali, saling memandang dan melempar senyum. Aku pribadi menjadi lebih bahagia," terang Nied.

Dalam insiden yang trpisah, Gubernur New York, Andrew Cuomo membagi sebuah foto pada Minggu pagi yang memperlihatkan sebuah lambang Swastika yang berubah jadi tanda 'love'.

Foto itu diambil oleh penumbang di Subway B beberapa waktu lalu, kata pernyataan kantor gubernur.

"Ini yang seharusnya para New Yorker lakukan. Kami mengubah kebencian menjadi cinta. Ini pesan kami kepada negara ini dan dunia. Dan kami tak akan pernah takluk (oleh kebencian)... tidak sekarang, tidak akan pernah," kata Cuomo.