Sukses

Gedung Putih Konfirmasi Kehadiran Donald Trump di KTT NATO

Hubungan pemerintahan Trump dengan NATO masih menjadi tanda tanya. Pasalnya, ia sempat mengkritik keras pakta pertahanan itu.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump berkomitmen hadir dalam KTT NATO di Eropa pada Mei mendatang. Ini merupakan catatan penting mengingat Trump sempat mengkritik keras NATO.

Orang Nomor Satu di Negeri Paman Sam tersebut sebelumnya menyoroti relevansi dan pendanaan NATO. Trump menyebut, pakta pertahanan yang berdiri pada tahun 1949 itu "usang".

Tidak hanya itu, dalam sebuah wawancara jelang pelantikannya, Trump kembali meragukan kapabilitas NATO.

"Saya katakan beberapa waktu lalu bahwa NATO punya masalah. Pertama, organisasi itu sudah usang karena didirikan berpuluh-puluh tahun lalu. Kedua, negara-negara anggota tidak membayar apa yang seharusnya mereka bayar--dan ini tidak adil bagi AS," tegas Trump kala itu.

Di lain sisi, Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, juga pernah mengeluarkan peringatan kepada Trump.

"Berjalan sendiri bukanlah sebuah pilihan, baik bagi Uni Eropa atau bagi AS," ucap Stoltenberg seperti dilansir The Guardian pada November 2016 lalu.

Minggu malam kemarin, Trump dan Stoltenberg dikabarkan berbincang via telepon. Dalam keterangannya, NATO menerangkan bahwa kedua pemimpin itu "menegaskan kembali pentingnya aliansi pada masa-masa sulit".

"Sekjen mengingatkan kembali konsistensi NATO atas kebijakan pertahanan yang kuat dan dialog dengan Rusia. Sekjen dan Presiden Trump akan memanfaatkan KTT NATO di Brussels pada akhir Mei untuk membahas masalah ini," demikian pernyataan NATO seperti dilansir CNN, Senin, (6/2/2017).

Perbincangan keduanya juga turut membahas belanja pertahanan, peran NATO dalam memerangi teror, serta potensi resolusi damai bagi konflik Ukraina.

Gedung Putih mengonfirmasi pernyataan NATO bahwa Trump akan hadir dalam KTT di Brussels.

Saat ini hanya lima dari 28 anggota NATO, yakni AS, Yunani, Polandia, Estonia, dan Inggris yang membiayai operasional pakta pertahanan itu.

Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier mengatakan, komentar Trump itu telah memicu pergolakan sekaligus keheranan dari negara-negara anggota NATO lainnya.

Meski demikian, pada Januari lalu, Menteri Pertahanan AS, James Mattis segera mengirimkan sinyal kuat mendukung NATO. Mattis mengatakan AS memiliki komitmen tak tergoyahkan untuk NATO.

Video Terkini