Sukses

Ilmuwan Temukan Monster Black Hole yang Gemar Melahap Bintang

Ilmuwan mendeteksi sebuah black hole yang telah satu dekade aktif melahap bintang-bintang di sekitarnya.

Liputan6.com, Durham - Ilmuwan di University of New Hampshire mendeteksi sebuah lubang hitam atau dikenal dengan black hole yang telah satu dekade aktif melahap bintang-bintang di sekitarnya. Black hole tersebut terletak di sebuah galaksi kecil yang terletak 1,8 juta tahun dari Bumi.

Seorang ilmuwan yang melakukan pengamatan tersebut, Dacheng Lin, mengatakan bahwa lubang hitam yang 'gemar makan' sebenarnya pernah diamati sejak 1990-an, namun hanya berlangsung satu tahun.

Berbeda dengan sebelumnya, lubang hitam yang mereka amati saat ini aktif 'mengunyah' bintang-bintang selama 11 tahun -- menjadi yang terlama hingga saat ini.

Lin dan timnya menggunakan data dari teleskop X-ray untuk melakukan studi terhadap 'monster pelahap' itu. Suar X-ray akan meletup jika sebuah bintang ditelan oleh lubang hitam dan dimasak dalam suhu jutaan derajat Celcius.

"Kami telah menyaksikan kematian spektakuler dan berkepanjangan dari bintang," ujar Lin dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari The Telegraph, Selasa (7/2/2017).

Sinar X yang berasal dari lubang hitam tersebut telah melampaui perkiraan ilmuwan dengan cara berbeda.

"Untuk sebagian besar waktu yang telah kita habiskan untuk mengamati obyek ini, lubang hitam itu telah berkembang pesat," ujar rekan penulis dari Harvard-Smithsonian centre for Astrophysics, James Guillochon.

"Ini memberi tahu kita sesuatu yang tak biasa -- seperti bintang yang dua kali lebih berat dari Matahari -- masuk ke dalam lubang hitam," kata dia.

Menurut rekan penulis lain dari QianNan Normal University for Nationalities di China, Stefanie Komossa, hal tersebut menunjukkan bahwa lubang hitam dapat tumbuh dalam tingkat yang luar biasa tinggi.

"Ini dapat membantu kita memahami bagaimana lubang hitam dapat tumbuh dengan luar biasa," kata Komossa.

Lubang hitam tersebut mulai 'gemar makan' sekitar Juli 2005. Menurut model komputer, aktivitas itu diperkirakan menurun dalam beberapa dekade ke depan.

Penemuan itu dilaporkan pada Senin, 6 Februari 2017 di dalam Jurnal Nature Astronomy.