Sukses

Wiranto: Secara Keseluruhan Hubungan RI-Australia Baik

Wiranto mengatakan untuk normalisasi hubungan militer lebih baik ditanyakan kepada Panglima TNI.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto memilih bungkam saat ditanya soal normalisasi hubungan militer RI-Australia. Menurutnya hal tersebut sebaiknya ditanyakan ke TNI.

"Sementara ditanyakan Panglima TNI yang sudah menyelsaikan secara internal," ucap Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Senin (13/2/2017).

Menurutnya di samping penangguhan sementara kerjasama militer, hubungan RI dan Negeri Kanguru secara keseluruhan berjalan baik.

"Kita gak ada sesuatu yang berubah drastis. Hubungan secara keseluruhan gak ada masalah." jelas dia.

Ia menambahkan, hal ini terbukti dengan digelarnya pertemuan tingkat menteri yang membahas isu terorisme.

"Sudah ada pendahulan pertemuan bilateral dalam level politik dan keamanan soal masalah anti-teror," ucap dia

"Bagaimana kita coba interception dana terorisme dan radikalimse kemudian pengungsi bagaimana juga perdangangan narkoba bagaimana kita bisa sama-sama lakukan intercept sistem cyber kita sama-sama garap itu," papar dia.

Hubungan Indonesia dan Australia menegang kala insiden pelecehan Pancasila menjadi Pancagila di kelas Bahasa Indonesia.

Akibatnya, beberapa kerja sama militer kedua negara ditangguhkan.

Untuk menindaklanjuti hal itu, militer Australia berjanji akan menggelar investigasi dan telah menghentikan kurikulum yang mendiskreditkan Indonesia.

Namun, beberapa waktu lalu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menerima kunjungan Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Campbell. Pertemuan tersebut dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

Cambell datang ke Tanah Air sebagai utusan Chief of Defence Force, Australian Defence Force Marsekal Mark Binskin. Dalam pertemuan tersebut, Campbell menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil investigasi insiden yang pada lembaga pendidikan bahasa Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat Australia.

Salah satu hal yang disampaikan adalah soal penyesalan mendalam dan permohonan maaf dari Panglima Angkatan Bersenjata dan Kepala Staf Angkatan Darat Australia atas insiden tersebut.

Meski sudah melakukan pertemuan, Panglima TNI belum mengambil keputusan atas kelanjutan hubungan kerja sama militer antarkedua negara. Hubungan kerja sama militer RI-Australia sempat dibekukan karena dugaan insiden penghinaan pancasila.

Putusan terkait masalah ini, masih akan didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri.