Liputan6.com, Taiwan - Cuaca ekstrem melanda Taiwan. Dingin yang menusuk bahkan diyakini jadi penyebab kematian lebih dari 150 orang dalam lima hari belakangan. Kebanyakan mereka yang tewas adalah orang tua dan merka yang menderita sakit.
Temperatur di Taiwan turun drastis hingga 6 derajat Celcius pada Kamis 9 Februari 2017 sore lalu di sepanjang pantai timur Taipei.
Baca Juga
Koran Taiwan's Libery Times dan United Daily News memberitakan, kematian 154 orang pada akhir pekan lalu ada kaitannya dengan udara yang dingin.
Advertisement
Dikutip dari ABCnews.go, pada Selasa (14/2/2017) cuaca di negara itu tiba-tiba anjlok, dari level normal sepanjang akhir pekan. Anomali temperatur itu memicu serangan jantung dan stroke, bahkan kematian bagi para lansia akibat flu.
Cuaca normal di Taipei rata-rata 16 derajat Celcius pada bulan Januari, demikian menurut Biro Prakiraan Cuaca Taiwan. Karena udara relatif sejuk, kebanyakan rumah-rumah di negara itu tak memiliki penghangat. Itulah salah satu alasan mengapa sejumlah kematian mendadak terjadi di Taiwan.
Panggilan telepon darurat bertubi-tubi datang kala udara sedang dingin-dinginnya. Hal itu diungkapkan oleh kepala pelayanan darurat kota Taipei, Wang Yao-chen.
"Saat udara terasa dingin menggigit, ada kemungkinan orang dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes akan merasa tak nyaman," kata Wang Yao-chen.
Meskipun rumah-rumah sakit dan petugas layanan darurat masih mengevaluasi penyebab kematian yang dilaporkan semenjak Kamis lalu, lansia tanpa mesin pemanas di rumahnya merupakan kelompok paling rentan terhadap anomali cuaca tersebut,
"Kami memprediksi akan ada peningkatan sejumlah kasus laporan darurat," kata Taiwan Centers for Disease Control.
"Kami menyarankan agar orang-orang tua untuk tetap hangat, terutama pada malam hari di mana perubahan temperatur bisa berubah tak terduga," tutupnya.