Liputan6.com, Washington, DC - Kepala Pertahanan Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang telah berjanji untuk memperkuat kerja sama intelijen setelah Korea Utara melakukan uji coba peluncuran rudal balistik pada 12 Februari lalu.
Dalam sebuah telekonferensi, AS menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen atas keamanan dua negara sekutunya. Seperti dikutip dari BBC, Selasa (14/2/2017), hal tersebut disampaikan Kementerian Pertahanan Korsel dalam sebuah pernyataan.
Kantor berita Korsel, Yonhap, juga mengatakan bahwa pesawat siluman F-22 dan kapal selam bertenaga nuklir milik AS akan bergabung dalam latihan militer gabungan bulan depan.
Advertisement
PBB telah mengutuk uji coba rudal balistik yang langsung diawasi oleh Kim Jong-un tersebut. Sementara itu Dewan Keamanan menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap resolusi PBB.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeskripsikan Korea Utara sebagai "masalah yang sangat besar". Ia mengatakan, dirinya akan menindaklanjuti secara tegas, namun tak memberi rincian atas apa yang akan dilakukannya.
Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan bahwa rudal yang diuji coba, Pukguksong-2, merupakan senjata strategis baru yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Menurut laporan, roket itu menggunakan mesin berbahan padat yang membuat rudal memiliki kekuatan lebih besar dan jarak lebih jauh. Kim Jong-un disebutkan sangat puas atas uji coba itu, sekaligus menambah kekuatan besar untuk negaranya.
Peluncuran rudal jarak menengah-jauh antar benua itu dilakukan pada pukul 07.55 waktu setempat dari pangkalan udara Panghyon di Provinsi Pyongan Utara, yang terletak di sebelah barat Semenanjung Korea.
Pejabat Korea Selatan dan AS mengatakan, rudal Korut melintas ke arah timur Laut Jepang sekitar 500 km. Menurut militer Korsel, rudal jarak menengah hingga panjang antar benua itu mencapai ketinggian sekitar 550 km.