Liputan6.com, Jakarta Kisah menyedihkan datang dari seorang mantan Ratu Iran yang diasingkan ke Eropa karena perceraiannya dengan Shah Mohammad Reza Pahlevi. Gara-garanya, ia tak bisa memiliki keturunan.
Soraya Esfandiary Bakhtiari yang dikenal sebagai "putri bermata sedih" itu menjabat sebagai ratu dari tahun 1951-1958, sebelum bercerai Mohammad Reza Pahlevi, dan diasingkan.
Baca Juga
Setelah bercerai, Soraya menjadi incaran paparazzi, dan pada saat menghadiri sebuah pesta, ia terlihat mengenakan permata indah yang diketahui sebagai hadiah dari Shah Iran selama pernikahan mereka.
Advertisement
Kehidupan Soraya terlihat mewah, namun kisah pernikahannya dipenuhi dengan tragedi, sakit hati karena ketidakmampuan untuk memiliki anak. Hal ini terungkap dari buku yang diterbitkan Vincent Meylan, The Jewellery Archives Reavealed.
Soraya dibesarkan di antara kota-kota Eropa dan Isfahan di Iran. Pada saat tinggal di London, ia bertemu Putri Shams, saudari dari Shah Iran tersebut.
Kakak dari Putri Shams, Mohammad Reza Pahlevi, memiliki reputasi baik pada awal Perang Dunia II, selama periode kerusuhan politik. Pernikahan pertamanya dengan Putri Fawzia dari Mesir dan berakhir dengan perceraian, karena ia hanya mempunyai satu anak perempuan, dan adik laki-lakinya, Ali Reza tidak mampu menjalankan pemerintahan, maka Shah harus menikah lagi untuk memastikan stabilitas di negaranya.
Soraya kemudian diperkenalkan kepada kakaknya. Perempuan berusia 18 tahun itu dianggap sebagai sosok istri ideal untuk sang pemimpin. Ia pun diundang untuk menemui Shah.
Perjalanan ke Teheran, untuk mempertemukan keduanya pun dipersiapkan.
Dua hari setelah tiba di Iran, Soraya bertemu Shah pada saat makan malam dengan ibu suri, Tadj ol-Molouk.
"Shah sangat menyukai kamu. Apakah kamu siap menikah dengannya?," tanya sang ibu suri, seperti dilansir CNN seperti diberitakan Daily Mail yang dikutip Kamis (15/2/2017).
Dua puluh empat jam kemudian mereka pun bertunangan. Soraya mendapatkan permata pertamanya dari Shah Iran. Sebuah cincin berlian terlihat menakjubkan di jarinya.
Beberapa saat setelah pertunangan, Soraya jatuh sakit, ia terkena tifus dan harus berbaring selama beberapa minggu.
Menurut legenda, selama Soraya sakit, Shah memberikan ia permata setiap hari dan menaruhnya di bantal.
Pasangan ini akhirnya menikah pada 12 Februari 1951. Soraya pun menjadi Ratu muda di Iran.
Ketika pernikahan berlangsung, Soraya terlihat lemah. Dokter pun memintanya untuk mengenakan rompi wol dan kaus kaki di balik baju pestanya untuk menghangatkannya sampai acara itu selesai.
Setelah menikah, kisah asmara Shah dan Soraya seperti cerita dongeng. Tetapi kehidupan indah mereka berakhir ketika mereka kesulitan memiliki seorang anak.
Pada Oktober 1954, ketika Soraya berusia 22 tahun, dokter kerajaan memvonisnya sulit untuk memiliki anak. Memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memiliki anak. Hal ini mengancam kerajaan yang tak memiliki pewaris takhta.
Dua hari kemudian, Shah marah pada pesta ulang tahunnya. Hal ini dikarenakan saudaranya, Ali Reza, tidak hadir di pesta tetapi lebih memilih menghadiri acara berburu di Laut Kaspia.
Hari berikutnya, keluarga mengumumkan bahwa pangeran Ali Reza meninggal di saat pesawat yang membawanya kembali ke Teheran jatuh.
Shah menyadari Ali Reza memiliki seorang putra dengan seorang wanita muda Prancis, yang dikhawatirkan akan merebut takhtanya.
Karena tekanan keluarga dan politik atas masalah ratu yang tidak dapat hamil, Shah dan Soraya memutuskan bahwa sudah waktunya bagi mereka untuk bercerai.
Perceraian itu diumumkan pada 14 Maret 1958 dan Soraya turun dari posisinya sebagai Ratu selama 7 tahun. Ia pun kemudian diasingkan ke Swiss.
Shah juga memperbolehkan Soraya menjalani kehidupan yang nyaman di Roma, Munich, dan Paris, di mana ia dikenal dan menjadi bagian sosialita karena koleksi perhiasannya yang menakjubkan.
Dia mengenakan perhiasan mewah dari Cartier, Bulgari, dan Harry Winston. Pada 1980, ketika Revolusi Islam terjadi di Iran, kesulitan finansial pun dialami oleh Soraya.
Soraya diketahui menjual beberapa perhiasannya, termasuk kalung berlian Harry Winston.
Kalung tersebut dilelang di Christie di Jenewa pada November 1988.
Soyara meninggal di Paris pada 25 Oktober 2001, 21 tahun setelah Shah Iran tewas.
Kakaknya, Bijan menjadi pewaris atas seluruh hartanya, tapi ketika ia meninggal, seluruhnya diserahkan ke negara Jerman.
Sedangkan keadaan Shah tidak membaik. Pemerintahannya mengalami pemberontakan politik pada 1978 dan 1979 dan Republik Islam berhasil menguasai pemerintahan. Shah meninggal pada Juli 1980.