Liputan6.com, Abu Dhabi - Pada 10 Januari lalu, sebuah bom meledak di Wisma Gubernur Kandahar, Afganistan. Kala itu, sejumlah warga Uni Emirat Arab (UEA) termasuk pekerja sosial dan duta besarnya tengah berada di lokasi.
Lima pekerja sosial UEA tewas dalam serangan, sementara Dubes Juma Mohammed Abdullah al-Kaabi terluka.
Insiden itu total menewaskan 11 orang. Demikian dikutip dari BBC, Kamis (16/2/2017).
Advertisement
Atas insiden itu, UEA menyatakan berkabung selama tiga hari dan Dubes Abdullah al-Kaabi pun dilarikan ke rumah sakit di Abu Dhabi.
Namun, karena lukanya terlalu parah, dubes UEA berusia 65 tahun itu akhirnya tutup usia. Demikian pernyataan pihak berwenang.
"Dengan kesedihan yang luar biasa, kami berduka atas kematian martir negara kami dalam tugasnya, Juma Mohammed Abdullah al-Kaabi, yang sudah mendedikasikan jiwa dan raganya untuk pekerjaan dan kemanusiaan," tulis Kementerian Urusan Negara.
Hingga saat ini, tak ada yang mengklaim siapa di balik serangan itu. Taliban menolak tuduhan tersebut dan menyebut insiden itu merupakan "persaingan orang dalam."
Dalam ledakan itu, 5 warga UEA turut meninggal dunia. Sebanyak 6 lainnya termasuk wakil gubernur, dua pejabat tinggi Afghanistan dan dua anggota parlemen.
Sementara 17 orang terluka termasuk gubernur Kandahar itu sendiri.
Menurut keterangan dari UEA, korban tewas tengah dalam misi kemanusiaan, pendidikan dan pembangunan proyek-proyek. Di antaranya menandatangani perjanjian dengan Kardan University di Kabul, untuk menawarkan beasiswa yang didanai oleh UEA.