Liputan6.com, Pyongyang - Minggu 12 Februari 2015, Korea Utara (Korut) melakukan uji coba peluncuran rudal balistik. Aksi tersebut menuai protes, namun kali ini negeri pimpinan Kim Jong-un itu berdalih aktivitas itu dilakukan dalam rangka memperingati hari lahir pemimpin negaranya.
Pemerintah Washington dan Beijing mengatakan peluncuran rudal itu dimaksudkan untuk menggentarkan negara saingan, namun sumber pemerintah Korut mengatakan tujuannya adalah untuk menghormati ulang tahun mendiang pemimpin tertinggi, Kim Jong-il
"Itu mungkin hadiah terbaik untuk Generalissimo Kim Jong Il pada hari ulang ke-75," kata sumber yang dirahasiakan identitasnya menanggapi pertanyaan CNN yang Liputan6.com kutip pada Kamis (16/2/2017).
Baca Juga
Kim meninggal pada tahun 2011.
Advertisement
Hari Shining Star, perayaan dua hari kelahiran Kim, akan dimulai Kamis 16 Februari. Selain konser, pesta kembang api dan parade militer, warga Korut akan berduyun-duyun ke Kumsusan Palace of the Sun -- tempat pemimpin Korut dan ayahnya dimakamkan.
Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan bahwa rudal yang diuji coba, Pukguksong-2, merupakan senjata strategis baru yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan bisa menghindari intersepsi.
Menurut laporan, roket itu menggunakan mesin berbahan padat yang membuat rudal memiliki kekuatan lebih besar dan jarak lebih jauh. Kim Jong-un disebutkan sangat puas atas uji coba itu, sekaligus menambah kekuatan besar untuk negaranya.
Peluncuran rudal jarak menengah-jauh antar benua itu dilakukan pada pukul 07.55 waktu setempat dari pangkalan udara Panghyon di Provinsi Pyongan Utara, yang terletak di sebelah barat Semenanjung Korea.
Pejabat Korea Selatan dan AS mengatakan, rudal Korut melintas ke arah timur Laut Jepang sekitar 500 km. Menurut militer Korsel, rudal jarak menengah hingga panjang antar benua itu mencapai ketinggian sekitar 550 km.
Pihak Korut mengatakan butuh enam bulan untuk membangun roket yang meluncurkan rudal balistik dari kapal selam. Di mana peluncurannya dengan jarak aman terhadap negara tetangga.
Sumber tersebut juga tak jelas menyangkal spekulasi bahwa ada maksud lain, di balik peluncuran yang bertepatan dengan pertemuan antara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan peluncuran itu provokasi terhadap Jepang dan sekitarnya. "Tokyo mengajukan protes terhadap Korea Utara melalui kedutaannya di Beijing," ucapnya.
Pernyataan dari sumber Korut juga tak membahas penjelasan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang bahwa "akar penyebab" dari peluncuran "adalah konflik antara Korut dan Amerika Serikat, serta Korut dan Korsel."
Kendati demikian PBB mengecam uji coba rudal balistik yang langsung diawasi oleh Kim Jong-un tersebut. Sementara itu Dewan Keamanan menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap resolusi PBB.