Liputan6.com, Washington, DC - Sejumlah psikiater, psikolog, dan pekerja sosial telah membuat dan menandatangani sebuah surat terbuka berisi peringatan bahwa kesehatan mental Donald Trump "tak membuatnya mampu menjalankan tugasnya sebagai presiden".
Ada 35 orang ahli jiwa dalam surat itu mengatakan, "kalimat-kalimat dan perilaku Trump menunjukkan ia tak mampu untuk berempati."
Baca Juga
Dikutip dari The Independent, pada Kamis (16/2/2017), Presiden memiliki kecenderungan untuk "mendistorsi realitas", hal itu cocok dengan "pribadinya yang mempercayai mitos kebesaran dirinya", dan menyerang orang-orang yang menantangnya. Perilaku itu cenderung meningkat ketika Trump berada di posisi kekuasaan, tambah penjelasan para ahli jiwa itu.
Advertisement
Memberi penilaian terhadap kesehatan mental terhadap orang terkenal di AS tanpa memeriksa secara langsung adalah hal biasa. Hal itu diatur dalam kode etik American Psychiatric Association yang disebut Goldwater rule. Lazimnya, penilaian itu tertutup.
Namun, dalam suratnya ke koran New York Times, para dokter memutuskan untuk bersuara terkait permasalahan kesehatan mental Trump, karena mereka takut, jika tidak dilakukan negara akan dalam kondisi berbahaya.
"Diamnya kami selama ini telah menghasilkan kegagalan. Padahal jauh-jauh hari banyak media dan anggota Kongres sudah memiliki insting bahwa ada yang salah dengan dirinya (Donald Trump)," tulis surat terbuka itu.
"Kami takut dampaknya akan jauh lebih parah jika kami diam lebih lama lagi," lanjutnya.
Surat itu kemudian berbunyi, "pidato Trump dan tindakannya memperlihatkan ketidakmampuan Trump untuk menoleransi perbedaan pandangan yang berbeda dengannya. Membuatnya bereaksi berlebihan. Kata-kata dan perilakunya menunjukkan ketidakmampuan untuk berempati."
"Individu macam ini yang memiliki kebiasaan mendistorsi realitas kerap kali menyerang fakta sesungguhnya dan mereka yang menyampaikan realitas itu, seperti wartawan dan ilmuan."
"Sebagai pemerintah yang memiliki kekuatan, serangan yang dilakukan Trump ada kemungkinan akan meningkat. Kami percaya ketidakstabilan emosi Trump yang terlihat dalam pidato dan tindakannya membuat Trump tak mampu menjalani tugasnya sebagai presiden".
Di antara ahli jiwa yang menandatangi surat terbuka itu adalah Lance Dodes, mantan asisten profesor psikiatri klinis dari Harvard Medical School serta Joseph Schachter, yang kini menjabat posisi senior di International Psychoanalytic Association.
Kekhawatiran atas kesehatan mental Trump tak hanya dirasakan oleh para profesional. Tetapi juga para senator dari Partai Republik.
Komentator beraliran Konservatif, Andrew Sullivan mengatakan media harus lebih serius mendiskusikan kesehatan mental presiden.
"Ada seorang tokoh penting yang memiliki mental tak stabil dan tak mampu menerima realitas, dan menjadi sorotan dunia, ini hal berbahaya," kata Sullivan kepada CNN.
"Saya tahu kita tak seharusnya membicarakan ini secara terbuka, tapi (perilaku Trump) yang tak stabil ini menjadi realitas paling brutal di hadapan kita semua," tambahnya.
Kolega Republikan Trump juga mengkhawatirkan kesehatan temannya itu.
"Saya prihatin dengan kondisi kesehatan mental Trup. Kami curiga bahwa Trump banyak bohong. Ia kebanyakan mengatakan fakta palsu. Dan bagi saya itu sama saja dia berbohong," kata senator asal Republik dari Minnesota, Al Franken.