Sukses

Pengakuan Wanita Berkaus LOL Tersangka Pembunuh Kakak Kim Jong-un

Ada dua perempuan dalam pusaran kasus pembunuhan Kim Jong-nam. Mereka memegang paspor Vietnam dan Indonesia.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Ada dua perempuan dalam pusaran kasus pembunuhan Kim Jong-nam. Kakak kandung pemimpin Korea Utara itu dihabisi di Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia. Siapa pembunuh dan mengapa nyawanya harus diakhiri, masih jadi misteri. 

Media Korsel sempat menyebut, keduanya adalah mata-mata yang dikirim rezim Pyongyang untuk menghabisi korban.

Namun, belakangan diketahui, kedua wanita tersebut memegang paspor Vietnam dan Indonesia.

Bagaimana keduanya bisa dikatkan dalam pembunuhan anak sulung Kim Jong-il itu?

Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (17/2/2017), pengakuan pun meluncur dari bibir Doan Thi Huong. Wajah perempuan Vietnam berusia 28 tahun itu sontak dikenal dunia, setelah tertangkap kamera CCTV di Bandara Internasional Kuala Lumpur -- mengenakan kaus putih bertuliskan LOL (laugh out loud) dan rok biru.

Gambar rekaman salah satu wanita terduga mata-mata Korut pembunuh kakak tiri Kim Jong-un, Kim Jong-nam, di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia yang dirilis Rabu (15/2). Rekaman itu ditampilkan setelah berita pembunuhan Kim Jong-nam tersebar. (Star TV via AP)

Sumber kepolisian Malaysia mengatakan, Doan -- yang mungkin adalah nama samaran -- mengaku, ia diyakinkan seorang perempuan dan empat pria untuk berbuat iseng, dengan mengoleskan cairan ke wajah target. Sasarannya adalah Kim Jong-nam.

Perempuan itu juga mengaku tak berniat melukai, apalagi membunuh korban. Ia mengira, keisengan itu tak berbahaya.

Tersangka diduga mengatakan kepada polisi bahwa setelah melakukan tugasnya, ia 'diabaikan' oleh kelompok yang sedang berlibur bersamanya di Kuala Lumpur.

Doan Thi Huong bukan satu-satunya yang ditangkap. Polisi juga menahan seorang perempuan asal Indonesia, Siti Aisyah (25) asal Serang.

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan seorang diduga WNI telah ditangkap terkait kasus pembunuhan Kim Jong-nam.

2 dari 2 halaman

Pelaku atau Diperdaya?

Pada hari nahas itu, Senin 13 Februari 2017, Kim Jong-nam tiba di lounge Bandara Internasional Kuala Lumpur. Ia menggunakan paspor dengan identitas palsu. Nama Kim Chol yang lahir pada 10 Juni 1970 .

Sebelum mencapai konter imigrasi, ia diduga diserang dua perempuan.

Salah satu dari pelaku -- yang mengenakan kaus LOL -- diduga membekuknya dari belakang dan membekap wajahnya sapu tangan yang dibasahi cairan beracun.

Sementara, lainnya diduga menyemprotkan cairan beracun atau menusuknya dengan jarum racun yang disamarkan dalam bentuk pena.

Jong-nam sempat meminta pertolongan, namun ia rubuh tak lama kemudian.

Laporan terbaru dari Malaysia menyebut, perempuan berkaus putih mungkin telah ditipu oleh empat pria dan wanita lain, untuk memainkan lelucon ke Kim. Setelahnya, ia diabaikan.

Itu yang mungkin menjelaskan mengapa ia mengenakan atasan bertuliskan LOL. Perempuan itu dilaporkan kembali ke bandara keesokan harinya, mengejar penerbangan ke Vietnam -- mungkin tak menduga 'gurauan' yang dilakukannya sejatinya adalah pembunuhan.

Layar TV menunjukkan gambar Kim Jong-nam, kakak dari pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, di stasiun kereta Seoul, Korea Selatan, Selasa (14/2). Jong-nam kabarnya tewas diracun saat berada di sebuah bandara di Kuala Lumpur. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Media Malaysia The Star melaporkan, enam orang menginap di hotel yang letaknya tak jauh dari bandara. Namun, pasca-penyerangan lainnya meninggalkan Doan Thi Huong --yang kemudian memutuskan untuk kembali ke Vietnam.

"Pengakuannya mengarah ke kemungkinan, lima orang lainnya adalah pelaku pembunuhan, yang merencanakan eksekusi sementara perempuan yang ditangkap adalah pion dalam plot mereka, "kata The Star.

Pemeriksaan post-mortem telah dilakukan, namun hasilnya belum diumumkan ke publik.

Diduga racun yang digunakan adalah risin (ricin), protein beracun yang terkandung dalam pohon jarak (Ricinus communis) atau tetrodotoxin yang diekstrak dari ikan buntal.

Risin bekerja dengan cepat, sehingga mungkin bukan itu yang dipakai. Sementara, tetrodotoxin bisa melumpuhkan dan membunuh korbannya dengan segera.

Deputi Polisi Inspektur Jenderal Rashid Ibrahim mengatakan, "tidak tertutup kemungkinan ada tersangka lain yang akan dibekuk dalam beberapa hari."

Polisi juga mencari tas Dior, yang tersandang di bahu kiri Doan Thi Huong saat kejadian. Yang diduga menyimpan botol berisi racun.

Sebelum kematiannya yang tiba-tiba, Kim Jong-nam bertahun-tahun dihantui kematian--sejak melarikan diri dari Korea Utara. 

Jong-nam selalu bepergian disertai pengawal, dalam perjalanannya ke Asia dan kadang-kadang Eropa, menggunakan paspor palsu.

Saat dibunuh, ia telah lepas dari pengawalan jelang penerbangan ke Makau. Para 'pembunuh' mengeksekusi Kim Jong-nam di area perbelanjaan di bandara.