Sukses

Foto Kakak Kim Jong-un Setelah Diracun

Dalam sebuah foto yang dimuat surat kabar Malaysia, Kim Jong-nam tampak tak berdaya.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kematian Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un masih menghiasi berbagai pemberitaan dalam dan luar negeri. Teranyar, sebuah surat kabar Malaysia memuat foto Kim Jong-nam dalam kondisi yang sudah tak berdaya di sampul depannya.

Seperti dilansir News.com.au, Minggu, (19/2/2017) surat kabar New Straits Times mempublikasikan foto di mana Kim Jong-nam duduk di sebuah kursi dengan mata tertutup. Putra sulung Kim Jong-il itu mengenakan kaos biru, ikat pinggang hitam, dan celana jeans.

Sebuah surat kabar Malaysia memuat foto Kim Jong-nam yang sudah dalam kondisi tak berdaya di sampul depannya (News.com.au/Supplied)

Kim Jong-nam dikabarkan berjalan terhuyung sekitar 15 meter ke konter layanan bantuan setelah ia menjadi target serangan menggunakan racun di Bandara Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Upaya pembunuhannya disebut-sebut berjalan selama lima detik.

Nahas, pria berusia 45 tahun itu meninggal dalam perjalanannya menuju ke rumah sakit.

Penyelidikan untuk mengungkap tabir kematian Kim Jong-nam hingga saat ini masih berlangsung. Aparat berwenang Malaysia sejauh ini sudah menangkap empat orang, termasuk seorang pria asal Korut.

Oleh New Straits Times, pria itu diidentifikasi sebagai Ri Joing Chol (47). Sementara itu tiga lainnya yang lebih dulu ditangkap adalah seorang wanita asal Vietnam Doan Thi Huong, WNI bernama Siti Aisyah--sebelumnya ditulis Siti Aishah--dan kekasihnya, seorang pria Malaysia.

CCTV bandara menunjukkan, seseorang telah merangkul Kim Jong-nam dari arah belakang sebelum akhirnya pelaku menyemprotkan racun risin dan tetrodoxin. Demikian menurut laporan Mirror.

Sementara itu, perempuan asal Vietnam yang tertangkap kamera mengenakan kaos putih bertuliskan LOL mengaku kepada polisi bahwa ia diyakinkan seorang perempuan dan empat pria untuk berbuat iseng. Perempuan itu juga mengaku tak berniat melukai, apalagi membunuh korban. Ia mengira, keisengan itu tak berbahaya.

Merespons kematian Kim Jong-nam, sejumlah ahli mengatakan bahwa jejak korban mudah dilacak mengingat ia aktif di media sosial Facebook.

Kabar bahwa Kim Jong-nam menjadi target dari rezim sang adik sudah cukup lama beredar. Pemicunya disebut-sebut adalah rencana Kim Jong-nam untuk membelot.

Surat kabar Korea Selatan (Korsel), Kyunghyang Shinmun mengklaim, Kim Jong-nam telah berencana membelot sesaat sebelum kematiannya. Media yang sama juga mengutip pernyataan sebuah sumber yang mengatakan bahwa tawaran Kim Jong-nam untuk membelot ke Korsel, Amerika Serikat, dan Eropa tahun 2012 gagal.

Menurut sebuah buku berjudul "My Father, Kim Jong-il, and Me" yang ditulis oleh seorang jurnalis Jepang, Yoji Gomi, selama ini Kim Jong-nam melihat rezim Korut yang dipimpin sang adik sebagai "sebuah lelucon".

"Tanpa reformasi, Korea Utara akan runtuh, dan ketika perubahan tersebut terjadi, maka rezimnya yang akan runtuh," tulis Yoji mengutip pernyataan Kim Jong-nam.

Ia juga memuat pengakuan Kim Jong-nam semisal, "Ayah saya sangat merahasiakan fakta bahwa ia tinggal dengan ibu saya, seorang aktris film terkenal, jadi saya tidak bisa keluar rumah atau menjalin pertemanan".

"Kesendirian sejak masa keci seperti itu yang menjadikan saya seperti ini sekarang: lebih memilih kebebasan," terang Kim Jong-nam.

Kim Jong-nam diketahui seorang "pecandu" komputer. Ia fasih berbahasa Jepang dan pernah mengenyam pendidikan di Rusia dan Swiss. Setelah menyelesaikan studinya, ia sempat tinggal di Pyongyang dan mengawasi kebijakan teknologi informasi Korut.