Sukses

Estonia Peringatkan Inggris soal Jebakan Wanita Penggoda Rusia

Pejabat Estonia mengatakan bahwa Rusia bisa mengirimkan jebakan wanita penggoda kepada tentara Inggris saat mereka bertugas di Estonia.

Liputan6.com, Tallinn - Ada kemungkinan Rusia  mengirimkan jebakan wanita penggoda atau biasa disebut honey trap, kepada prajurit Inggris ketika mereka mengerahkan tentaranya ke Estonia pada bulan depan, sebagai upaya untuk mendiskreditkan misi NATO untuk melindungi perbatasannya.

Hal tersebut diperingatkan oleh kepala mata-mata senior Estonia, Mikk Marran. Ia mengatakan, Moskow akan menargetkan tentara dengan "kotak besar", yang akan mencakup berita palsu.

Seperti diucapkan Marran, dalam taktik seperti Perang Dingin, mereka mencoba menembus akun media sosial tentara dalam menemukan informasi untuk tujuan pemerasan.

Sebanyak 800 tentara Inggris -- termasuk spesialis siber -- dikerahkan ke Estonia dalam beberapa minggu mendatang sebagai bagian dari meningkatnya tensi di perbatasan Rusia sejak Perang Dingin.

Marran mengatakan, pejabat Inggris dan Estonia telah berdiskusi soal ancaman Rusia terhadap tentara Inggris selama beberapa bulan. Hal itu dilakukan sebagai upaya menghindari gaya permainan mata-mata Perang Dingin.

Ia mengatakan, pengerahan pasukan tersebut akan memberi kesempatan yang sempurna bagi Moskow untuk menciptakan citra Barat yang palsu dengan menyebarkan berita bohong.

Berbicara tentang upaya subversif tersebut, direktur umum Estonian Information Board (EIB) tersebut mengatakan bahwa mereka telah melihat beberapa yang telah berjalan.

"Beberapa tentara tidak diterima oleh penduduk lokal," ujar Marran kepada Times.

"Akan ada 800 tentara muda Inggris. Mereka akan berjalan dari pangkalan ke kota. Mungkin mereka akan melakukan kunjungan ke beberapa pub."

"Kami tak bisa menghindari bahwa ada perkelahian yang mungkin dipicu oleh tim lawan. Misalnya honeytraps dan sebagainya," kata Marran seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (21/2/2017).

Tentara dari 5th Battalion, The Rifles, akan memimpin misi Inggris yang dimulai sekitar akhir Maret.

Mereka akan mengerahkan tentara dan juga ahli perang siber dan spesialis GCHQ -- Dinas Intelijen Inggris -- yang telah dilatih untuk melawan serangan siber dari Moskow.

"Spionase mungkin akan digunakan, kampanye yang menggunakan informasi salah juga dapat digunakan, memeras dari data dasar yang telah dicuri contohnya," ujar Marran.

Tentara Inggris akan bekerja sama dengan 300 tentara Prancis di salah satu dari empat batalion.

Batalion yang terdiri dari 4.000 tentara akan tersebar di seluruh Baltik dan Polandia mulai bulan depan untuk mencegah Rusia menginvasi wilayah NATO.

Video Terkini