Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kematian kakak tiri Kim Jong-un di Bandara Internasional Kuala Lumpur membuat geger dunia. Sejumlah spekulasi muncul terkait peristiwa tersebut. Berbagai dugaan itu tak lepas dari penyebab kematian Kim Jong-nam yang diyakini akibat racun.
Kepala Intelijen Korea Selatan mengatakan, serangan itu dilakukan oleh agen perempuan yang dikirim Korea Utara. Untuk melancarkan aksinya, perempuan itu menyemprotkan racun mematikan ke wajah Kim Jong-nam.
Namun demikian, itu semua masih spekulasi. Hasil autopsi sendiri belum diumumkan. Otoritas Malaysia saat ini tengah mencari sampel DNA dari keluarga Kim Jong-nam. Pria itu diyakini memiliki dua putra, seorang putri, dan dua wanita yang tidak disebutkan hubungannya. Mereka disebut-sebut tinggal di Beijing dan Macau.
Advertisement
Terkait kematian Jong-nam, muncul sejumlah pernyataan yang meningkatkan ketegangan hubungan antara Korut dengan Malaysia.
Beberapa jam setelah kematian putra sulung Kim Jong-il, pemerintah Malaysia memanggil pulang dubesnya di Pyongyang.
Tak terima dengan perlakuan itu, Dubes Korut untuk Malaysia menyebut Negeri Jiran itu mencoba menyembunyikan sesuatu.
Malaysia merupakan bagian dari segelintir negara yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Korut. Keduanya memiliki kedutaan besar di ibu kota satu sama lain.
Negeri Jiran juga telah menjadi tempat utama bagi pembicaraan setengah resmi antara Korut dengan Amerika Serikat (AS).
Para analis menilai otoritas Malaysia akan sangat berhati-hati mengambil langkah demi langkah atas jasad Kim Jong-nam. Kuala Lumpur tidak ingin terhanyut dalam pertentangan Korut atau pihak-pihak lain.
"Sebagai negara kecil, Malaysia tidak memihak," demikian komentar Geetha Govindasamy, seorang dosen senior studi Asia Timur di University of Malaya yang juga mempelajari hubungan Korut dengan Asia Tenggara.
Namun demikian, perserteruan berupa saling lempar pendapat antara dua negara semakin memanas di media.
Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber pada Selasa (21/2/2017). Berikut empat di antaranya:
1. Korut Tuding Malaysia Sembunyikan Sesuatu
Pada 17 Febuari Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia, Khang Chol mengatakan investigasi kematian Kim Jong-nam penuh motivasi politik.
"Kami meminta investigasi bersama," kata Khang.
Sementara itu, pemerintah Malaysia memastikan mereka tidak akan merilis jenazah kakak pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam. Pihak Negeri Jiran memberikan syarat penyerahan jenazah baru bisa dilakukan jika keluarga memberikan contoh DNA kepada tim autopsi.
Kepastian itu disampaikan Kepala Kepolisian Negara Bagian Selangor, Abdul Samah Mat. Ia menyatakan, meski Korut sudah meminta jenazah, otoritas Malaysia tidak akan memberikan sampai syarat tersebut dipenuhi.
"Sejauh ini belum ada keluarga yang mengklaim jenazah tersebut," ucap Abdul seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat 17 Februari.
"Kami butuh contoh DNA yang sesuai dengan profil dari orang yang telah meninggal ini," ucap dia.
Advertisement
2. Panggil Pulang Dubes
Tak lama setelah Korut menuding Malaysia, Kementerian Luar Negeri Malaysia memanggil pulang duta Besarnya di Pyongyang.
Pemanggilan ditujukan untuk meminta keterangan terkait komentar yang dibuat perwakilan pemerintah Korut soal tuduhan bahwa aparat keamanan Negeri Jiran mengatur investigasi kematian Kim Jong-nam.
Kim Jong-nam merupakan kakak dari Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong-un. Ia tewas akibat diracun di Bandara Udara Internasional Kuala Lumpur.
"Dia harus menjelaskan tuduhannya terkait pernyataan yang disampaikan kepada pemerintah Malaysia pada konferensi pers 17 Febuari lalu," sebut keterangan Kemlu Malaysia seperti dikutip dari Astro.
"Dalam konferensi pers, Duta Besar Korea Utara, Kang Chol, menyampaikan sindiran bahwa pemerintah Malaysia menyembunyikan sesuatu," kata pernyataan pers tersebut.
Bukan cuma itu, dalam konpres tersebut, Kang juga mengatakan Malaysia sudah berkolusi dan telah memainkan peran sebagai penegak hukum internasional.
3. Korut Tak Percaya Investigasi Malaysia
Tak beberapa lama kemudian, Dubes Kang menuding investigasi Negeri Jiran atas kematian Kim Jong-nam sarat motif politik.
Dubes Korut itu kembali menuntut penyelidikan bersama atas kasus kematian putra sulung Kim Jong-il tersebut.
"Penyelidikan yang dilakukan polisi Malaysia tidak bertujuan untuk mengklarifikasi penyebab kematian dan mencari tersangka, melainkan bermotif politik," ujar Dubes Kang Chol seperti dikutip dari Associated Press, Senin 20 Februari 2017.
"Polisi telah mencurigai kami," kata dia. Kang Chol menyerukan agar Malaysia dan masyarakat internasional melibatkan Korut dalam sebuah investigasi bersama.
Advertisement
4. Menkes Malaysia Geram
Atas tudingan Dubes Kang Chol, Menteri Kesehatan Malaysia bersuara keras.
"Kemampuan Malaysia untuk menggelar postmortem dan identifikasi jenazah Kim Jong-nam tak pantas dipertanyakan oleh pihak mana pun," kata Menteri Kesehatan Datuk Seri Dr S. Subramaniam, seperti dikutip dari The Star, Selasa (21/2/2017).
Subramaniam mengatakan, negaranya telah memiliki kemampuan dan pengalaman untuk melakukan prosedur semacam itu.