Liputan6.com, Sanaa - Hari ini 45 tahun silam, sekelompok pembajak pesawat maskapai Lufthansa membebaskan para sanderanya. Setelah menyekap mereka dalam kapal terbang tersebut selama 2 hari.
Pembajak Palestina mengambil alih jet Lufthansa di langit India, dua hari sebelum 23 Februari 1972. Lalu membebaskan penumpang, kru secara bertahap dan menyerah di landasan udara di Yaman.
Semua orang, 172 penumpang -- termasuk Joseph Kennedy, putra almarhum Senator Robert Kennedy -- dibebaskan setelah negosiasi panjang dan melelahkan yang melibatkan Perdana Menteri Yaman, Nasser Muhammad dan pejabat Jerman Barat.
Advertisement
Dilansir dari BBC on This Day, kelima warga Palestina itu menuntut sejumlah uang tebusan dan pembebasan tiga tahanan Yordania di Jerman Barat pasca-penembakan di Cologne pada 6 Februari 1972.
Pada hari kedua penyanderaan, perempuan dan anak-anak yang dibebaskan pertama kali dari Boeing 747 New Delhi-Athena, diterbangkan ke Frankfurt, Jerman.
Sore harinya, Boeing 707 Lufthansa hanya memuat para penumpang laki-laki. Mereka harus menunggu selama tiga jam di pesawat yang parkir dekat kapal terbang yang dibajak. Sementara pembicaraan dengan gerilyawan dilakukan.
Pembajak Menyerah
Ketika pembajak Palestina itu menyerah dan diamankan pihak berwenang, 14 awak muncul pada malam hari dari pesawat yang telah disandera selama dua hari. Mereka terlihat lelah dalam balutan seragam hitam dan emas.
Ahli bahan peledak kemudian naik ke pesawat untuk menjinakkan benda berbahaya yang ditanam di pesawat.
Di antara penumpang yang dibajak adalah Joseph Kennedy, pemuda 19 tahun yang ayahnya dibunuh oleh pria Palestina, Sirhan Sirhan pada 1968.
Setelah dibebaskan, ia mengatakan kepada wartawan bahwa tak terpikirkan olehnya bahwa dirinya menjadi target pembajakan.
"Saya tidak berpikir pesawat itu dibajak karena aku. Aku tidak yakin menjadi penyebabnya...," kata Joseph.
Menurut salah satu pramugari, Karin Bode, yang dibebaskan pertama kali karena masalah kesehatan, mereka awalnya memerintahkan pesawat untuk mendarat di landasan udara dekat padang pasir Amman di Yordania.
Tapi pilot mengatakan pesawat itu terlalu besar untuk mendarat di sana, sehingga terbang menuju Aden di Yaman.
Pada tanggal yang sama pada 23 Februari 1893, tercatat sebagai momen saat Rudolf Diesel menerima paten untuk mesin diesel. Sementara pada 1966 terjadi kudeta militer di Suriah menggantikan pemerintahan sebelumnya.