Liputan6.com, Kuala Lumpur - Salah seorang terduga pembunuh Kim Jong-nam asal Korea Utara yang telah ditangkap oleh pihak Malaysia memiliki latar belakang yang menguatkan dugaan.Â
Warga Korut bernama Ri Jong-chol itu ternyata sarjana kimia. Ia diduga orang yang mengatur logistik untuk pembunuhan kakak tiri Kim Jong-nam itu.
Baca Juga
Kim Jong-nam tewas diserang dengan semprotan diduga berisi racun pada Senin 13 Februari 2017 lalu di Bandar Udara Kuala Lumpur.
Advertisement
Dikutip dari Telegraph, pada Rabu (22/2/2017), otoritas Malaysia mengatakan setidaknya 11 orang, enam di antaranya warga Korut diduga terkait dengan plot pembunuhan terhadap putra sulung Kim Jong-il tersebut
Sementara itu, Deputi Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia Noor Rashid Ibrahim mengidentifikasi empat orang yang melarikan diri ke luar Malaysia pada hari serangan itu terjadi merupakan warga Korut, usianya 33 hingga 57 tahun. Mereka tiba secara terpisah selama dua pekan sebelum pembunuhan terjadi pada 13 Februari lalu. Tak seorang pun di antara mereka menggunakan paspor diplomatik.
Lebih lanjut, Noor Rashid membuka identitas mereka, yakni Ri Ji-hyon (33), Hong Lagu-hac (34), O Jong-gil (55) dan Ri Jae-nam (57).
Adapun Ri Jong-chol menurut sumber di kepolisian Malaysia adalah, "orang Korut yang jadi penduduk Malaysia, yang dikontak empat terduga warga Korut yang telah kembali ke Pyongyang setelah penyerangan itu."
"Ia sarjana kimia dan bekerja untuk perusahaan obat-obatan tradisional di Malaysia," ujar sumber itu.
Telegraph mendapatkan informasi bahwa Jong-chol diduga orang yang mengatur logistik termasuk memesan kamar hotel, taksi, dan tempat pertemuan. Ia juga dicurigai membantu meracik racun kimia yang menewaskan Kim Jong-nam.
Dua Tersangka Baru
Kepolisian Malaysia mengatakan, saat ini mereka tengah mencari seorang pejabat senior di Kedutaan Besar Korea Utara (Korut) di Kuala Lumpur sehubungan dengan pembunuhan Kim Jong-nam.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Kuala Lumpur pada Rabu, Kepala Kepolisian Malaysia Khalid Abu Bakar mengatakan, dua warga Korut tengah diburu. Mereka ini diluar daftar buronan lainnya yang telah diumumkan sebelumnya.
Seperti dikutip dari BBC, Rabu, (22/2/2017), keduanya diyakini masih berada di Malaysia. Satu di antara yang diburu adalah sekretaris kedua di Kedubes Korut, sementara seorang lainnya merupakan petugas di maskapai negara Korut, Air Koryo.
Khalid juga menjelaskan kronologis pembunuhan putra sulung Kim Jong-il itu. Mereka mengatakan, dua orang mendekati Kim Jong-nam dan mengusap racun di wajahnya.
Siti Aisyah menurut Khalid lebih dulu mendekati Kim Jong-nam sebelum perempuan asal Vietnam juga ikut mendekat.
"Mereka menyeka wajah korban dan setelah itu mereka menjauh. Mereka menunggu instruksi untuk membersihkan tangan mereka. Dan mereka tahu itu adalah racun," tegas Khalid.
Kim Jong-nam meninggal pada Senin 13 Februari 2017 di Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Spekulasi berkembang bahwa rezim Korut mendalangi pembunuhan tersebut. Namun hal ini dibantah oleh Dubes Korut untuk Malaysia.
Advertisement