Liputan6.com, Baghdad - Kelompok ISIS diduga memiliki modus baru untuk melakukan serangan bom bunuh diri: menggunakan hewan.
Baru-baru ini ditemukan anak anjing yang diduga dipaksa jadi bomber --pelaku bom 'bunuh diri'.
Dilansir dari Daily Mail, Senin (27/2/2017), anjing itu menggunakan perangkat berupa sabuk bunuh diri yang diikat pada tubuhnya menggunakan tali.
Baca Juga
Taktik baru ISIS itu diketahui setelah kelompok pemberontak Irak mengklaim mereka menyelamatkan anak anjing yang ketakutan, dengan perangkat peledak yang terikat di tubuhnya.
Advertisement
Menurut keterangan dari pemberontak Irak, anjing itu dilengkapi dengan rompi berisi bahan peledak kecil yang diyakini akan digunakan dalam serangan teror ISIS.
Perangkat bom tersebut terdiri atas beberapa botol yang dihubungkan dengan kabel listrik. Pihak milisi yang didukung Pemerintah Irak mengklaim telah menjinakkannya.
"Perangkat tersebut dirancang untuk membunuh atau melukai serius hingga empat orang," kata para pemberontak tersebut.
Dari keterangan pihak pemberontak yang memosting video temuan hewan itu secara online, mereka menjelaskan bahwa kelompok militan itu ingin si anak anjing menyeberangi garis depan pasukan musuh.
Lalu ISIS berencana meledakkan perangkat yang menempel pada binatang tersebut dengan remote control.
Berikut ini tayangan berdurasi dua menit, yang menunjukkan tiga milisi Irak yang memerangi ISIS tengah menunjukkan perangkat bom yang menempel pada anjing.
ISIS belakangan kerap melancarkan serangan yang mencerminkan keputusasaan mereka dalam mempertahankan benteng-benteng di Mosul, Irak dan Raqqa di Suriah.
Grup teror itu sebelumnya juga mengoperasikan drone dengan remote control yang dimodifikasi untuk membawa granat tangan. Tujuannya, agar mereka bisa menjatuhkannya ke kubu lawan tanpa harus terlibat baku tembak.
Sejauh ini pemerintah Irak melancarkan serangan besar-besaran terhadap ISIS di Mosul. Mereka berusaha keras memukul mundur kelompok teror itu.
Â