Liputan6.com, Beijing - China sedang mempertimbangkan untuk memberi imbalan dan subsidi kepada warganya untuk mendorong memiliki anak kedua. Hal tersebut dilakukan setelah survei menunjukkan bahwa kendala ekonomi membuat banyak keluarga enggan menambah anak.
Seperti dilaporkan oleh China Daily, ide tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional dan Perencanaan Keluarga, Wang Peian, dalam konferensi kesejahteraan sosial.
Baca Juga
Angka kelahiran di China naik hingga 17,86 juta pada 2016, angka tertinggi sejak tahun 2000, setelah negara itu menghapus kebijakan satu keluarga satu anak pada 2015.
Advertisement
"Itu sepenuhnya memenuhi harapan tetapi hambatan masih tetap ada dan harus dibenahi," ujar Wang seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (28/2/2017).
"Memiliki anak kedua merupakan hak setiap keluarga di China, tapi kemampuan untuk menjalankan hal tersebut telah menjadi penghambat yang melemahkan keputusan tersebut," imbuh dia.
Jajak pendapat yang dilakukan komisi tersebut pada 2015 menemukan, 60 persen keluarga yang disurvei enggan memiliki anak kedua karena sebagian besar disebabkan kendala keuangan.
Angka kelahiran di China, salah satu yang terendah di dunia, secara cepat menjadi kekhawatiran pihak berwenang, meski tujuan kebijakan itu telah tercapai.
China mulai menerapkan kebijakan satu anak yang kontroversial pada 1970-an untuk membatasi pertumbuhan penduduk. Tapi pemerintah sekarang khawatir bahwa tenaga kerja yang berkurang tak mampu mendukung populasi yang semakin menua.
Kebijakan itu berakhir pada 2015. Partai Komunis menyebut kebijakan tersebut mampu mencegah 400 juta kelahiran, yang disebutnya memberikan kontribusi petumbuhan pesat ekonomi China sejak 1980-an.