Sukses

Misteri 'Pangeran' Arab di Balik Heboh Mobil-Mobil Emas di London

Empat mobil mewah berwarna emas diduga milik pemuda Arab lalu-lalang di jalanan kota London. Memicu kehebohan.

Liputan6.com, London - Kehebohan terjadi pada awal 2016. Kala itu empat mobil mewah berwarna emas lalu-lalang di jalanan London, Inggris.

Semuanya masuk kategori tunggangan di jalan raya termahal di muka Bumi: Jip Mercedes enam roda, Lamborghini Aventador, Rolls Royce, dan Bentley Flying Spur.

Tak pelak lagi, Instagram dan media sosial lain pun bertaburan foto-foto kendaraan-kendaraan supermahal tersebut.

Ternyata, mobil-mobil mewah itu milik kerabat jauh Kerajaan Saudi Arabia.

Awalnya, siapa gerangan pemilik mobil tersebut misterius. Belakangan terkuak, pemiliknya adalah Turki Bin Abdullah, pemuda 26 tahun yang masih kerabat Raja Arab Saudi. 

Selain kemewahannya, pelanggaran hukum yang dilakukan pengemudi mobil-mobil mewah itu jadi sorotan. 

Dikutip dari The Daily Beast pada Kamis (1/3/2017), London Evening Standard melaporkan bahwa mobil-mobil itu dikenai tilang karena kelebihan 2 jam dari jatah waktu parkir di pusat kota, di luar Jumeirah Carlton Tower Hotel, Knightsbridge, London.

Namun demikian, tilang "ratusan poundsterling" itu diduga tidak mengkhawatirkan pemilik mobil-mobil berharga selangit mirip 'pangeran Arab itu'. 

2 dari 3 halaman

Identitas Sang 'Pangeran' Arab

Tilang

Kaum muda kaya Timur Tengah memang kerap berlibur ke Eropa dengan membawa serta mobil-mobil mewah mereka.

Mobil-mobil itu pun diangkut dalam pesawat terbang agar bisa menemani pemiliknya.

Saat itu, pemilik yang dimaksud adalah Turki bin Abdullah, seorang pria muda kaya Saudi yang aktif di Instagram.

Ia mengunggah begitu banyak foto dan video kehidupannya, termasuk foto diri bersama macan tutul peliharaan di dalam mobilnya.

Sejumlah laporan menyebutnya sebagai sheik kaya, playboy dari Arab, seorang pangeran, atau pebisnis.

Juga ada dugaan ia terkait keluarga Kerajaan Arab Saudi dari Dinasti Saud dari sisi ibunya. 

Seperti para pemuda tajir dari Arab lainnya, ia jarang dikenali. Mereka berasal dari keluarga-keluarga konservatif dan seringkali dilarang keluarga mereka untuk bicara kepada wartawan sebelum berangkat ke London.

Orang terkadang menduga kaum muda itu terlibat dalam pesta-pesta heboh, tapi kebanyakan dari mereka lebih pemalu, polos, dan kekanakan.

Kebanyakan perubahan pada mobil dilakukanoleh cabang bengkel West Coast Customs di Dubai. Bengkel itu sendiri berpusat di Los Angeles, California dan sengaja membuka cabang di Uni Arab Emirat untuk memenuhi kebutuhan luar biasa dari kaum muda Arab.

3 dari 3 halaman

Pamer Kemewahan

Tilang

Musim supercar di London biasanya mulai pada bulan Juli, tapi bisa juga terjadi lebih awal. Pada saat pelaporan awal berita tersebut, musim semi di Saudi Arabia terasa sangat lembab, walaupun ada juga yang mengkaitkan dengan situasi politik dan fiskal negeri itu.

Ambruknya harga minyak bumi telah menuntut warga untuk mengetatkan ikat pinggang dan para anggota senior kerajaan telah memperingatkan agar tidak lagi pamer kemewahan.

Namun demikian, Daniel Hallworth, pengatur impor sementara mobil-mobil mewah Arab ke London tiap musim panas, menjelaskan kepada Daily Beast, "Tahun ini (2014) musimnya jelas terjadi lebih awal tapi entah apa alasannya. Bisa beragam faktor, mulai dari perjanjian bisnis hingga cuaca."

"Semakin banyak juga keinginan ke sini ketika London sedang tidak terlalu ramai. Ada juga kesan bahwa, kalau mereka lebih dulu ke sini, bisa membuat kesan lebih dengan mobil-mobil itu."

Menjelang akhir tahun, London seakan menjadi tempat parkir mobil dari Arab dan tidak mudah menarik perhatian. Menurut Hallworth, tidak bisa ada yang mengalahkan tampilan mobil-mobil itu kecuali kalau memang terbuat dari emas murni, walaupun tentu itu tidak mungkin.

Hallworth melanjutkan bahwa gagasan rehat musim semi sepertinya semakin dikenal sehingga kaum muda terkaya Arab datang 2 kali setahun ke London sambil membawa mobil-mobil mereka.

Qatar Airways adalah salah satu penyedia jasa pilihan, sehingga bahkan memiliki satu pesawat Boeing Dreamliner khusus tanpa kursi penumpang untuk keperluan pengangkutan mobil-mobi mewah dari Semenanjung Arabia.

Menurut Hallworth, klien-kliennya tidak terlalu menuntut, tapi tidak suka dengan perubahan dadakan dalam perencanaan, katanya, "Mereka ingin segalanya terjadi seperti yang dibilang akan terjadi. Mereka mengharapkan perincian, misalnya kapan mobil tiba, dan tetap demikian."

Hallworth mengamati bisnis impornya semakin stabil dengan klien karena rekomendasi dari mulut ke mulut, “Ketika orang pernah berurusan dengan mereka dan melakukan pekerjaan bagus, semua sepupunya berdatangan.”

Namun demikian, banyak yang merasa bahwa pihak Saudi agar mengendalikan kelakuan para "duta" kemewahan tersebut.

Robert Lancey, penulis buku "The Kingdom: Arabia and the House of Sa'ud", menjelaskan kepada Daily Beast, "Saya berpapasan dengan Bentley berlapis emas dua hari lalu di South Audley Street. Saya sampai menganga."

"Betapa polos dan bodohnya orang-orang itu karena tidak membayangkan dampak hal itu pada citra Saudi di luar negeri, padahal rakyat jelata Saudi sedang diminta mengetatkan ikat pinggang."