Liputan6.com, Montreal - Tiga bangunan di Concordia University di Montreal, Kanada menerima ancaman bom yang menargetkan siswa Muslim. Lembaga pendidikan itu pun ditutup selama beberapa jam.
Proses belajar beberapa ratus murid terganggu ketika otoritas mencari benda mencurigakan yang diduga perangkat peledak. Polisi akhirnya selesai menyisir bangunan tersebut pada sore hari, namun gedung itu ditutup sampai sampai pukul 18.00 waktu setempat.
Baca Juga
"Tidak ada benda mencurigakan yang ditemukan di sana," kata juru bicara polisi Montreal, Benoit Boisselle seperti dikutip dari The Huffington Post, Kamis (2/3/2017).
Advertisement
Dalam surat yang dikirim ke beberapa media dan berkonsultasi dengan The Canadian Press, diketahui bahwa ada sekelompok orang mengancam akan meledakkan bahan peledak berdaya kecil sekali sehari hingga Jumat. Dengan tujuan melukai siswa Muslim.
Kelompok yang menggambarkan diri sebagai Dewan Konservatif Warga Kanada atau C4, mengeluhkan layanan ibadah bagi umat Muslim di kampus. Mereka menuntut pihak sekolah menghentikan segala jenis kegiatan keagamaan semacam itu.
Premier Philippe Couillard menyebut isi surat itu "tercela" dan mengatakan pemerintahnya sedang melakukan pemantauan lebih lanjut.
"Perhatian pertama saya adalah keselamatan orang-orang muda, mahasiswa," kata Couillard.
"Saat ini sepertinya tak ada yang perlu dikhawatirkan, tapi kami akan melakukan pemantauan...," imbuh Couillard.
Polisi mengatakan ancaman itu pertama kali diketahui dari email, yang isinya menargetkan satu kelompok tertentu ketika Presiden Concordia, Alan Shepard mengadakan konferensi pers setelah bertemu dengan pemimpin mahasiswa Muslim.
"Kami memiliki hubungan yang baik dengan asosiasi pelajar Muslim. Mereka memiliki kepemimpinan yang baik dan kami berhubungan dekat dengan mereka," tutur Shepard.
Shepard mengatakan saat itu ia tak tahu menahu ada laporan ancaman bom pada Selasa 1 Maret malam. Dia juga membantah butuh waktu terlalu lama untuk mengosongkan bangunan setelah beredar ancaman tersebut.
"Ini adalah bangunan kompleks yang besar dan kami ingin mengevakuasi semua orang agar aman. Dan kami melakukannya secepat dan seaman mungkin."