Sukses

Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad Bergabung di Twitter

Larangan bermain Twitter diterapkan bagi masyarakat biasa di Iran. Namun aturan tersebut tidak berlaku bagi para petinggi negara itu.

Liputan6.com, Teheran - Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad akhirnya memutuskan untuk bergabung di media sosial Twitter meski di negaranya terdapat larangan untuk menggunakan mikroblog daring tersebut.

Dalam salah satu kicauan pertamanya, pemilik akun @Ahmadinejad1956 itu menuliskan, "Atas nama Tuhan, semoga damai menyertai seluruh manusia di dunia yang mencintai kebebasan".

Pada bio Twitter Ahmadinejad tertulis deretan status baik yang masih maupun sudah tidak lagi disandangnya yakni suami, ayah, kakek, profesor, presiden, wali kota, dan warga Iran.

Layanan Twitter bagi masyarakat biasa di Iran diblokir. Di lain sisi, sejumlah petinggi Negeri Para Mullah memiliki akun di media sosial tersebut. Sebut saja seperti Presiden Hassan Rouhani, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, hingga pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei yang punya beberapa akun dalam berbagai bahasa.

Larangan penggunaan Twitter di Iran mulai berlaku pada 2009 menyusul protes atas terpilihnya kembali Ahmadinejad kala itu. Protes disertai pula dengan tuduhan kecurangan pemilu di mana ini untuk pertama kalinya layanan ini dimanfaatkan untuk mempromosikan dan mengorganisir demonstrasi--peristiwa ini dikenal dengan Revolusi Twitter.

Twitter dan situs media sosial lainnya seperti Facebook memainkan peran penting dalam aksi protes Arab Spring.

Sementara itu, Ahmadinejad yang menduduki kursi presiden periode 2005-2013 dikabarkan tengah berupaya kembali ke garis depan dunia politik Iran di tengah spekulasi ia akan mencalonkan diri dalam pilpres pada Mei mendatang.