Liputan6.com, Paris - Putri Diana adalah legenda. Perjalanan hidupnya mirip dongeng yang sayangnya tak berakhir bahagia.
Melupakan latar belakangnya sebagai lady atau bangsawan yang tinggal di istana besar di Althorp -- dalam imaji banyak orang -- Diana adalah seorang guru taman kanak-kanak yang berhasil memikat hati calon raja Inggris, Pangeran Charles.
Advertisement
Tatapannya yang malu-malu, parasnya yang menawan, selera busananya yang bagus, dan aktif dalam kegiatan sosial, Putri Diana berhasil membangkitkan cinta banyak orang, meski ia tak bisa merengkuh hati sang suami yang selingkuh nyaris di sepanjang usia pernikahan mereka.
Baca Juga
Belakangan terkuak, senyum Diana tak mewakili perasaannya yang galau. Dua putra yang dilahirkannya selama pernikahannya dengan Pangeran Charles tak mampu mengusir sepi dalam hatinya. Apalagi, hubungannya dengan keluarga kerajaan Inggris jauh dari mesra.
Diana bercerai dengan Charles pada 1992, lima tahun kemudian ia menemui nasib tragis. Mercedes hitam yang ditumpanginya menubruk dinding terowongan Pont de l'Alma, Paris, Prancis pada 31 Agustus 1997 pukul 00.30.
"My God (Tuhanku)," kalimat itu yang terakhir diucapkannya, seperti diungkap Sebastien Dorzee, petugas kepolisian Prancis yang pertama kali tiba di tempat kecelakaan seperti dikutip dari Daily Mail.
Apakah kematian Diana wajar atau dirancang? Jawaban dari pertanyaan itu masih jadi misteri hingga kini, 20 tahun setelah kematiannya.
Teori konspirasi terkait Putri Diana pun masih lestari, berikut 5 di antaranya seperti dikutip dari The Richest, Rabu (15/3/2017):
1. Ramalan Kematian Putri Diana
Pada Oktober 1996, Putri Diana sempat menuliskan surat kepada seorang sahabatnya, Paul Burrell. Dalam petikan tulisannya, ia mengaku berada dalam bahaya.
"Charles merencanakan kecelakaan mobilku, kegagalan rem dan cedera kepala serius. Untuk memberikannya jalan agar Charles bisa menikah lagi," demikian petikan surat Diana yang tersebar di banyak media kala itu.
Dalam surat yang ditulis sepuluh bulan sebelum kematiannya, Diana juga berpesan supaya surat itu disimpan sebagai jaminan di masa depan.
Ramalan tentang kematiannya pun disebut-sebut menjadi kenyataan. Putri Diana dan kekasihnya Dodi Al Fayed tewas pada 31 Agustus 1997.
Ramalan itu dikuak dalam film dokumenter, 'Unlawful Killing'. Sebuah film yang ingin menyampaikan pesan bahwa kematian Diana tak wajar. Ia dibunuh.
Film itu jadi kontroversi karena menayangkan foto hitam-putih Lady Di yang diambil beberapa saat setelah mobil Mercedes yang membawanya menabrak sisi pembatas dalam terowongan. Meski tak berwarna, foto menyedihkan Diana yang sedang meregang nyawa memperlihatkan dengan jelas rambut pirangnya.
Foto tersebut adalah hasil bidikan paparazzi --juru foto penguntit kaum tersohor-- yang juga jadi biang kerok kematian Princess of Wales.
Masih soal ramalan. Konon, peramal tersohor sepanjang masa, Nostradamus.
Merujuk kepada Business Insider, ramalan kematian Putri Diana diduga dikaitkan dengan quatrain berikut:
"God the Last but First the nickname of Nostradamus of the 90's
Takes the Goddess of the Moon for his Day & Movement
A frantic wanderer and witness of Gods Law
In awakening the worlds great regions to Gods will."
Secara bebas, quatrain itu bisa diterjemahkan sebagai berikut:
"Tuhan jadi paling akhir tapi pertama-tama adalah julukan Nostradamus 1990-an
Bawalah Dewi Bulan pada Hari & Pergerakannya
Pengelana yang bingung dan saksi Hukum Tuhan
Dalam kebangkitan dunia, kawasan luar biasa bagi niat Tuhan”
Orang-orang yang percaya dengan 'ramalan' Nostradamus mengaitkan bahwa Diana adalah nama Dewi Bulan bangsa Romawi.
Mereka juga mengatakan bahwa julukan nabi adalah 'seer', diterjemahkan sebagai 'peramal'.
Kebetulan, pengawal Dodi Fayed dan Diana bernama Trevor Rees -- adalah satu-satunya yang selamat dalam kecelakaan itu.
Nama belakangnya, 'Rees' jika dibalik adalah 'seer'. Dan 'Seer' adalah julukan bagi Nostradamus.
Bukan hanya itu, ayat tersebut dikutip dari set 2:28 dan dipergunakan sebagai 'bukti' bahwa Nostradamus mengetahui Diana akan meninggal dunia pada tanggal 31.
Namun demikian, penjumlahan 2 +28 menghasilkan angka 30, bukan 31. Tidak terlalu tepat.
2. Hamil Anak Seorang Pria Muslim
Sebuah drama yang dipentaskan di Teater West End, London, pada Februari 2015 silam membangkitkan kembali kisah lama yang misterius, yakni tentang kematian salah satu perempuan paling terkenal dalam sejarah Inggris Raya: Putri Diana.
Pertunjukan bertajuk Truth, Lies, Diana mengangkat kembali kabar yang menyebutkan bahwa Diana sedang mengandung "bayi dari seorang pria muslim" saat tewas akibat kecelakaan di Paris pada 31 Agustus 1997.
Kekasih Diana, Dodi Al Fayed, disebut-sebut sebagai ayah sang jabang bayi.
Jon Conway, sang sutradara, menulis skenario drama didasarkan pada bocoran dokumen resmi pemeriksaan kematian mantan istri Pangeran Charles itu.
Laporan tersebut konon didapatkan dari hasil wawancara dengan mantan kekasih sang putri James Hewitt, dan kepala pelayan (butler) Paul Burrell.
Mohamed al Fayed, ayah dari korban Dodi al Fayed yang menjadi kekasih Putri Diana juga menduga bahwa pasangan kekasih itu dibunuh oleh pihak keamanan Inggris berdasarkan perintah Pangeran Philip yang tidak ingin Putri Diana hamil seorang anak dari Dodi--yang adalah seorang muslim
Namun, klaim tersebut ditolak mentah-mentah para sahabat Lady Di. Mereka menyebutnya omong kosong belaka.
Dr John Burton CBE, pakar koroner kerajaan dari Royal Household, adalah satu dari segelintir ahli yang menyaksikan pemeriksaan postmortem jasad Diana saat ia dipulangkan ke Inggris. Menurut dia, tak ada bukti yang mengarah bahwa Diana tengah hamil saat meninggal dunia.
"Aku sama sekali tak habis pikir dengan apa yang mereka ingin katakan," kata dia. "Satu-satunya laporan medis yang mendukung klaim itu dibuat oleh Al Fayed (ayah Dodi), yang datang dari seseorang yang sama sekali tak melihat jasad Diana," ujar Burton.
3. Misteri Fiat Uno di Tempat Kecelakaan
James Andanson adalah seorang juru foto yang setia menguntit Putri Diana dan kekasihnya, Dodi al Fayed, sejak beberapa minggu sebelum pasangan itu meninggal dunia dalam kecelakaan maut di Paris, Prancis.
Andanson bahkan diduga berada di Sardinia ketika pasangan kekasih kali pertama berlibur berdua pada minggu terakhir Agustus 1997.
Seperti dikutip dari Express, jurnalis yang berusia 54 tahun kala itu adalah satu dari 10 saksi kunci dalam misteri terkait kecelakaan maut Putri Diana.
Ada dugaan bahwa Andanson mengemudikan Fiat Uno berwarna putih, yang membuntuti Mercedes Benz hitam yang ditumpangi Putri Diana dan kekasihnya.
Fiat Uno itu juga diduga sempat menyerempet mobil yang membawa Diana.
Awalnya keterlibatan kendaraan tersebut diabaikan, namun terdapat bekas cat mobil Fiat dalam Mercedes maut yang dinaiki Diana serta sejumlah serpihan kaca lampu belakang milik Fiat Uno di gerbang masuk terowongan.
Sejumlah orang menduga terjadi tabrakan antara Mercedes yang ditumpangi Diana dengan Fiat Uno sehingga membuat Henri Paul kehilangan kendalinya. Beberapa orang mempertanyakan apakah pengemudi Fiat Uno sengaja mencelakai mobil yang dinaiki Diana.
Kecurigaan pun bertambah ketika Fiat Uno tak pernah ditemukan meskipun telah dilakukan pencarian.
Beberapa pencetus teori konspirasi mengatakan, mobil itu merupakan millik mantan agen MI6 James Andanson -- yang secara resmi dinyatakan tak terlibat dalam kecelakaan maut Diana.
Pada Mei 2000, jasad Andanson ditemukan di sedan BMW berwarna hitam di Montpellier, kawasan pedesaan di Prancis selatan.
Mobil mewah itu tak bersisa, binasa oleh api. Di dalamnya, ditemukan jasad seorang manusia. Tubuhnya hangus parah, tak ada lagi yang tersisa agar identitasnya bisa dikenali.
Siapa gerangan korban baru diketahui sebulan kemudian, melalui uji DNA dan catatan gigi.
Christophe Pelat menduga Andanson melakukan upaya bunuh diri. Namun, kemudian ia berubah pikiran. "Saya melihatnya dari dekat dan sangat yakin bahwa ia telah ditembak dua kali di kepalanya." Menurut Pelat, jurnalis itu tewas tak wajar.
4. Misteri Sopir Nahas Diana
Kecelakaan mobil tragis di Paris merenggut nyawa Diana dan kekasihnya saat tengah menghindari kejaran juru foto yang terus memburu gambarnya setelah berpisah dengan pewaris takhta kerajaan Inggris, Pangeran Charles.
Banyak saksi mata mengatakan kepada pihak penyelidik dan media bahwa terdapat kilatan cahaya yang mereka lihat di gerbang masuk terowongan hanya beberapa detik sebelum Mercedes maut menabrak dindingnya.
Sejumlah orang mempertanyakan apakah kilatan cahaya itu disengaja untuk membuat Paul Henri tak dapat melihat dengan jelas sehingga ia kehilangan kontrol.
Namun, sebuah penyelidikan di Prancis pada tahun 1999 menyalahkan sang sopir, Henri Paul. Sebab, Paul mengemudi dalam keadaan mabuk dan ugal-ugalan setelah mengonsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol.
Terungkap setelah otopsi, tingkat alkohol dalam darahnya tinggi dan ada sisa obat anti-depresan dalam tubuhnya.
Henri Paul, disebut-sebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas kecelakaan maut, terutama setelah ia dituduh menyetir dalam keadaan mabuk.
Ternyata Paul juga pernah bekerja untuk intelijen Prancis dan Inggris. Tak hanya itu, sejumlah uang dalam jumlah besar tercatat dalam rekeningnya pada beberapa bulan terakhir sebelum kecelakaan maut di Paris terjadi.
5. Diana Palsukan Kematiannya
Ini adalah teori konspirasi yang paling liar: Diana diduga memalsukan kematiannya karena tak tahan dengan sorotan media yang selalu menguntitnya.
Bahwa Diana terkekang oleh popularitasnya memang pernah disampaikan keluarganya. "Lady Di merupakan orang yang paling diburu pada zaman modern. Tak mengherankan jika ia sering berkhayal untuk melarikan diri dari hidupnya," ujar saudara laki-laki Diana, Earl Spencer, dalam pidato pemakaman Princess of Wales tersebut seperti dikutip dari Daily Mail.
Diana kerap bermimpi hidup di luar Inggris, di mana ia bisa menikmati kebebasan. Sang Lady rela kehilangan impian ala 'negeri dongeng' -- bisa menikahi seorang pangeran -- yang sudah ada dalam genggamannya demi bisa menjadi orang biasa.
Namun, benarkah demikian? Tentu saja tidak. Bukti-bukti yang menguatkan kematian Diana, juga sang kekasih Dodi Al Fayed terlalu nyata dan kuat untuk dipalsukan.
Sejumlah saksi mata yang menyaksikan saat-saat terakhirnya, mobil remuk, jenazah dalam peti, serta upacara pemakaman megah yang disaksikan dunia mustahil dimanipulasi.
Meski demikian, sebuah novel yang ditulis Monica Ali, Untold Story, mencoba memberikan gambaran apa yang seandainya terjadi jika Diana memalsukan kematian untuk memulai kehidupan yang baru.
Apa yang disampaikan Earl Spencer itu, menurut Ali, menginspirasi kisah dalam novelnya. Namun, tokoh utama dalam ceritanya bukan bernama Diana, melainkan Lydia.
"Putri dalam kisahku merupakan karakter fiksi yang terinspirasi dari Diana. Ia disukai jutaan orang, namun dalam kehidupan pribadinya ia telah menerima penolakan, patah hati, dan pengkhianatan," tulis Ali seperti dikutip dari Daily Mail.
"Dalam kehidupannya yang serba mewah, ia sering merasa dipenjara dan kesepian. Dikelilingi media, ia berjuang untuk mengukir peran yang berarti untuk dirinya sendiri dengan membantu orang kurang mampu dan mereka yang hak-haknya yang dirampas," tambahnya.
Ali pun menambahkan, Lydia menolak melakukan seluruh aturan kerajaan. Segala tekanan itu membuatnya berperilaku semakin nekat.
Berbeda dengan Diana yang hidupnya harus berakhir dalam kecelakaan mobil, Lydia memutuskan untuk memalsukan kematiannya dan memulai kehidupan baru.
Lydia kemudian berhasil mewujudkan fantasinya, tinggal di sebuah kota kecil di Amerika Serikat. Perempuan itu sesekali membuka-buka majalah, mencari berita tentang London -- di mana kehidupan masa lalunya berlangsung.
Lydia diceritakan bisa melakukan apa yang tak bisa ditanggung Diana -- meninggalkan dua putra yang amat disayanginya.