Sukses

Terungkap, Cara Makhluk Tangguh Ini Bertahan di Kondisi Ekstrem

Organisme berukuran 1 mm bernama tardigrade, dapat bertahan hidup dalam sejumlah kondisi ekstrem. Apa rahasianya?

Liputan6.com, Chapel Hill - Tardigrade, atau dikenal dengan beruang air, merupakan organisme air yang berukuran sangat kecil. Mereka tersegmentasi, memiliki delapan kaki, mempunyai panjang 1 mm, dan merupakan salah satu makhluk paling tangguh di Bumi.

Organsime yang dapat ditemukan di seluruh dunia itu, dapat bertahan hidup di dalam tekanan ekstrem. Ia juga bisa hidup di ruang vakum antariksa selama beberapa hari.

Ketika berada dalam kondisi beku, tardigrade, makhluk tersebut memasuki keadaan yang disebut cryptobiosis. Dalam kondisi itu, proses metabolismenya akan dimatikan dan tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Hal serupa juga berlaku saat mereka berada dalam kondisi benar-benar kering. Mereka bisa berada pada keadaan tersebut sebelum dihidupkan kembali. Cara mereka melakukan hal itu telah menjadi misteri selama lebih dari 250 tahun.

Saat ini ilmuwan meyakini bahwa mereka menemukan bagaimana tardigrade bertahan dalam kondisi dehidrasi.

Beruang Air Bisa Hidup di manapun

Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Cell, makhluk tersebut memiliki gen unik yang menghasilkan protein bernama tardigrade-specific intrinsically disordered proteins (TDPs).

TDPs itulah yang berfungsi menjaga tardigrade saat dalam kondisi kering. Saat terhidrasi, protein itu membuat beruang air memiliki struktur seperti jelly yang terlihat seperti kaca.

"Hasil besar yang didapat dari penelitian kami adalah tardigrade telah mengembangkan gen unik yang memungkinkan mereka untuk bertahan dari kekeringan," ujar pemimpin peneliti, Dr. Thomas Boothby.

"Selain itu, protein yang dikodekan gen-gen ini dapat digunakan untuk melindungi bahan biologis lainnya, seperti bakteri, ragi, dan enzim tertentu, dari kekeringan," imbuh dia.

Pada awal tahun lalu terungkap bahwa peneliti berhasil menghidupkan kembali tardigrade yang telah tersimpan beku selama 30 tahun.

Para ilmuwan di National Institute of Polar Research Jepang, mengambil organisme tersebut dari sampel lumut beku yang dikumpulkan di antartika pada 1983. Sampel itu telah disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius selama lebih dari tiga dekade.

Video Terkini