Liputan6.com, Los Angeles - Pemerintah Amerika Serikat (AS) melarang perangkat elektronik seperti laptop dan tablet di bagasi kabin pesawat, pada penerbangan dari delapan negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara.
Sebuah sumber pemerintah AS mengatakan kepada BBC, bahwa larangan itu akan mempengaruhi sembilan maskapai yang beroperasi di 10 bandara Negeri Paman Sam. Namun hal itu tak dirinci.
Baca Juga
Media AS melaporkan perintah larangan barang elektronik itu dipicu oleh intelijen yang berada di luar negeri.
Advertisement
Dilansir dari BBC, Selasa (21/3/2017), larangan elektronik ini mencakup semua perangkat besar seperti laptop, kamera, tablet, pemutar DVD dan permainan elektronik. Kendati demikian, ponsel dan smartphone masih akan diperbolehkan dalam daftar barang bawaan di bagasi.
Department of Homeland Security (DHS) sejauh ini menolak untuk mengomentari masalah tersebut, namun diperkirakan akan membuat pengumuman terkait hal itu pada Selasa waktu setempat.
Transportation Security Administration yang merupakan bagian dari Homeland Security juga menolak berkomentar.
Hingga kini belum jelas penerbangan mana saja yang terkena dampak larangan elektronik di bagasi itu. Pun demikian dengan jangka waktu penerapannya.
Tapi Royal Jordanian Airlines memposting informasi melalui akun Twitternya pada Senin 20 Maret, bahwa mereka akan melarang penumpang membawa elektronik dari dan menuju North America, demikian dilapokan pertama kali oleh CNN.
Tweet itu kemudian dihapus.
Dalam postingan itu, maskapai penerbangan Yordania tersebut mengatakan bahwa mulai Selasa, hanya akan memungkinkan ponsel dan alat kesehatan saat mengudara. Elektronik selain itu akan dilarang.
Maskapai itu mengatakan bahwa laptop, tablet, pemutar DVD dan permainan elektronik harus diperiksa dengan bagasi.
Kabarnya, aturan baru itu akan mempengaruhi penerbangan Royal Jordanian ke New York, Chicago, Detroit dan Montreal.
"Menteri Keamanan Dalam Negeri John Kelly dikabarkan menyebut anggota parlemen kongres selama akhir pekan akan menjelaskan masalah keamanan perjalanan yang mendorong larangan elektronik," kata seorang pembantu kongres menjelaskan tentang hal itu kepada kantor berita AP.
Menurut media AS, larangan baru telah dipertimbangkan selama beberapa minggu.