Sukses

Siti Aisyah Latihan 10 Kali Sebelum Menyerang Kim Jong-nam?

Sumber dari otoritas Malaysia dan RI mengatakan, sebuah tim dibentuk untuk membunuh Kim Jong-nam. Benarkah?

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Dugaan bahwa pembunuhan Kim Jong-nam merupakan aksi yang direncanakan makin menguat.

Salah satu dugaan itu muncul dari salah seorang sumber di kepolisian Malaysia. Sumber itu mengatakan, sebuah tim telah dibentuk untuk membunuh Kim Jong-nam. Mereka, menurut sumber, butuh 10 kali latihan untuk melaksanakan misinya.

Dikutip dari Asahi Shimbun, Selasa (21/3/2017), salah satu anggota tim itu adalah WNI bernama Siti Aisyah. Perempuan 25 tahun itu kini tengah mendekam dalam penjara. Diduga dia adalah orang yang menyemprot racun kimia VX nerve agent ke wajah saudara tiri Kim Jong-un itu.

Anak pertama dari Kim Jong-ill itu lantas tewas setelah Siti dan seorang warga Vietnam Doan Thi Huong beraksi. Kim Jong-nam meninggal di Bandara International Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017 lalu.

Kepada polisi, Aisyah mengatakan dia pikir cairan itu tak berbahaya dan aksinya adalah untuk lelucon belaka.

Menurut sumber di otoritas RI, Aisyah berlatih teknik untuk melumpuhkan Jong-nam di Kamboja pada akhir Januari 2017 selama tiga sesi. Tujuh sesi lainnya ia lakukan di Kuala Lumpur, termasuk di bandara, mal, hotel dan stasiun kereta api.

Sumber itu mengatakan seorang pria asing bernama James bergabung dengan Aisyah dalam perjalanannya ke Kamboja, salah satu negara yang juga bersahabat dengan Pyongyang.

Pria itu dipercaya bernama Ri Ji-u, warga negara Korea Utara yang jadi DPO polisi Malaysia.

Aisyah juga ternyata bertemu O Jong-gil (54) salah satu dari empat orang yang dicurigai membantu pembunuhan Jong-nam. Intelijen Korea Selatan mereka adalah anggota intelijen State Security Departement Pyongyang, organisasi yang bertanggung jawab sebagai polisi rahasia.

O bersama Aisyah pada 13 Februari, di hari Kim Jong-nam dibunuh. Ia lantas kabur dari Malaysia lewat rute yang panjang. Ia dipercaya telah kembali ke Korea Utara.

O disebut fasih berbahasa Indonesia dan pernah kuliah di salah satu universitas di Indonesia. Sumber itu mengatakan, ia pernah jadi diplomat di kedubes Korea Utara di Jakarta.

Aisyah berteman dengan James lewat seorang pria Malaysia yang ia kenal saat perempuan itu bekerja di Batam.

Salah satu teman Aisyah mengatakan, perempuan itu diminta untuk jadi bintang di video lelucon pada Januari.

Selama pengadilan berlangsung, fokus utama adalah apakah Siti Aisyah bermaksud membunuh Kim Jong-nam atau tidak. Tindak pembunuhan di Malaysia bisa berakibat berat.

Sementara itu, Doan, perempuan asal Vietnam yang kini juga ditahan dan menunggu persidangan, juga berkunjung ke Kamboja. Hal itu terlihat di unggahan Facebook-nya.

Otoritas Malaysia percaya Doan juga terlibat dalam latihan yang sama dengan Siti Aisyah.