Sukses

Penculikan hingga Kapal Hantu, Ini 10 Kisah Bajak Laut Modern

Dalam beberapa dekade terakhir ini telah terjadi peningkatan kegiatan pembajakan di laut. Para pembajak itu melakukan kejahatan keji.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak orang, kata "bajak laut" mengacu kepada kisah-kisah di Abad ke-17, ketika para lanun berpedang melompat ke kapal korban guna merampas harta karun.

Namun demikian, dalam beberapa dekade terakhir ini telah terjadi peningkatan kegiatan pembajakan di laut. Para pembajak itu juga melakukan kejahatan-kejahatan keji.

Dikutip dari Listverse.com pada Selasa (21/3/2017), para pembajak itu beraksi di beberapa kawasan, terutama di Samudra Hindia, Laut Merah, lepas pantai Somalia dan Selat Malaka.

Mereka sering bersenjatakan AK-47 dan granat berpeluncur roket (RPG) dan menggunakan kapal kecil berkecepatan tinggi ketika menyergap kapal barang yang lebih besar, yacht, atau kapal lain, lalu menyandera awak dan penumpang untuk ditukar dengan tebusan.

Berikut ini adalah sejumlah kisah pada bajak laut modern:

2 dari 11 halaman

1. Bajak Laut Vs Kapal Induk AS

(Sumber Mass Communication Specialist Seaman Jesse L. Gonzalez)

Pada 2011, empat warga Amerika sedang berlibur melaut menggunakan yacht bernama Quest, tapi mereka kemudian dibajak oleh kawanan perompak Somalia sekitar 305 kilometer di lepas pantai Oman.

Pihak Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) kemudian mengirimkan kapal induk USS Enterprise dan 3 kapal tempur lain untuk menyergap perompak dan melepaskan para tawanan dan bertemu Quest beberapa hari kemudian.

Para bajak laut sedang mencoba kembali ke Somalia. Dalam rangka negosiasi, dua pembajak naik ke geladak USS Sterett, sebuah kapal penghancur. Para perompak menolak tawaran hanya membawa yacht, karena menganggap tawanan mereka lebih mahal harganya jika disandera.

Ketika negosiasi sedang alot, seorang pembajak di kapal Quest menembakan granat berpeluncur roket ke USS Sterett, tapi luput. Tak lama, terdengar bunyi tembakan di Quest dan AL AS mengirimkan pasukan Navy SEAL.

Dalam perkelahian singkat, satu pembajak tewas tertembak dan satu lagi tertikam pisau. Para perompak lain menyerah, tapi semua 4 sandera terbunuh. Lalu ada 2 jasad perompak yang sebab kematiannya tidak diketahui.

3 dari 11 halaman

2. Pembajakan di Selat Malaka

(Sumber iStock via listverse.com)

Menurut para pakar, salah satu bahaya terparah terkait pembajakan modern adalah risiko bencana lingkungan.

Ketika perompak membajak kapal dagang, mereka kerap mengikat para awak sehingga kapal tidak terkendali walau sedang berlayar dalam kecepatan penuh.

Jika pembajakan terjadi di selat sempit, ada kemungkinan kapal kandas dan muatan bisa tumpah ke lautan.

Pada subuh 1999, tanker Chaumont milik Prancis dibajak di Selat Malaka oleh para perompak bersenjata parang.

Setelah mengikat para awak dan menjarah, para pembajak kabur.

Para awak berhasil melepaskan diri 35 menit kemudian dan mendapati kapal mereka bergerak kecepatan penuh melewati selat yang sempit. Nyaris, tapi untung tidak terjadi tabrakan.

4 dari 11 halaman

3. Pembunuhan Tragis Sir Peter Blake

(Sumber iStock via listverse.com)

Pada 2001, dunia dikejutkan dengan pembunuhan tragis atas Sir Peter Blake, pelaut tersohor Selandia Baru. Ia dianggap salah satu pelaut terbaik sepanjang masa dan pernah 2 kali memenangkan America's Cup yang paling bergengsi dalam olah raga berlayar.

Pada 2001 ia melayari sungai Amazon sebagai bagian dari ekspedisi penelitian guna memeriksa status lingkungan di sungai tersebut. Pada malam tanggal 5 Desember, Blake dan 14 awak lain di atas yacht Seamaster buang sauh di Macapa dan dibajak oleh 8 orang bersenjata api dan pisau.

Ketika mengajukan tuntutan, Blake sempat mengambil sebuah senapan tersembunyi yang membunuh satu pembajak. Para perompak membalas tembakan hingga menewaskan Blake. Mereka kabur membawa mesin kecil dan beberapa jam tangan.

Pembajakan di sungai Amazon bukan tidak lazim. Banyak yang mengeluhkan semakin parahnya pembajakan di sana karena ketiadaan hukum di Amazon.

5 dari 11 halaman

4. Penculikan Perempuan di Kenya

(Sumber iStock via listverse.com)

Pada September 2011, warga Inggris bernama Judith Tebbutt dan suaminya yang bernama David sedang berlibur di resor mewah sepanjang pantai Kenya. Tidak ada tamu lain saat itu sehingga Judith mulai khawatir.

Pada malam ke dua, mereka dibangunkan tengah malah oleh sekelompok perompak. Judith digelandang ke kapal keci yang kemudian dibawa kabur ke Somalia dan dikurung dalam tempat persembunyian mungil dan tersembunyi.

Selama ditawan, ia mendengar David telah terbunuh saat melawan salah satu penculik. Beberapa pejabat menduga para perompak itu berkaitan dengan kelompok Al-Shabaab.

Pada Maret 2012, Judith dibebaskan setelah disandera selama 6 bulan. Diduga, keluarganya telah membayar uang tebusan.

6 dari 11 halaman

5. Kepahlawanan Awak Maersk Alabama

(Sumber Mass Communication Specialist Seaman Jesse L. Gonzalez)

Kisah pembajakan pada 2009 itu menjadi terkenal lewat fim Captain Philips. Kapal dagang Maersk Alabama yang diawaki warga Amerika menjadi perhatian internasional ketika dibajak di Lautan Hindia, selepas pantai Mombasa.

Para perompak Somalia menggunakan kapal cepat yang lebih kecil dan naik ke geladak walaupun mendapat perlawanan keras. Hanya dalam hitungan menit, para pembajak menyandera nakhoda, Richard Phillips, tapi gagal menangkap 21 awak lain yang bersembunyi di ruang-ruang perlindungan.

Para awak berhasil mematikan kapal sehingga para pembajak tidak bisa mengendalikannya. Para awak juga giat melawan, bahkan bisa menyergap seorang perompak dengan pisau dan menjadikannya tawanan.

Para pembajak segera menyadari mereka tidak bisa menguasai kapal dan hengkang. Tiga orang perompak menaiki sekoci penyelamat menuju Somalia sambil membawa Kapten Phillips untuk menjadi bagian tawar-menawar.

Sekoci penyelamat itu dibayang-bayangi beberapa kapal perang AS dan meminta negosiasi pembebasan kapten. Setelah beberapa hari tanpa hasil para penembak jitu Nay SEAL di atas kapal US Bainbridge secara bersamaan menembak hingga tewas 3 pembajak di sekoci. Kapten Phillips dan para awaknya selamat dan dianggap sebagai pahlawan karena keberanian mereka.

7 dari 11 halaman

6. Kapal Pesiar Achille Lauro

(Sumber D.R. Walker)

Achille Lauro adalah kapal pesiar Italia berisi 700 penumpang yang sedang beralayar di Laut Tengah ketika dibajak pada 1985. Pada 7 Oktober, kapal buang jangkar di Alexandria dan banyak penumpang turun ke darat untuk mengunjungi piramida.

Ketika kembali ke kapal, empat orang militan Palestina yang berkaitan dengan Palestinian Liberation Front (PLF) menodongkan senjata dan mengambil alih kapal, lalu memerintahkan kapal angkat sauh dengan 400 penumpang dan awak masih di dalamnya.

Bukan hanya teroris, para pelaku itu secara teknis adalah bajak laut karena telah melakukan tindakan bajak laut. Mereka meminta pembebasan 50 tahanan Palestina yang ditahan pihak Israel, namun tidak ditanggapi.

Pihak militan mengarahkan kapal tersebut ke pelabuhan Tartus di Suriah, tapi pemerintah negeri itu menolak menerimanya. Dalam frustrasi, mereka menembak hingga tewas seorang pria Yahudi Amerika berusia 69 tahun yang menggunakan kursi roda, lalu membuang jasadnya ke laut.

Kapal kembali ke Mesir dan para pembajak menyerahkan diri kepada pihak berwenang Mesir serta membebaskan semua penumpang asal tidak ditangkap. Mereka minta sebuah pesawat terbang untuk membawa ke tempat yang tidak disebutkan.

Tapi, setelah pesawat pembawa para pembajak lepas landas, mereka disergap oleh jet-jet tempur Amerika Serikat atas perintah Presiden Ronald Reagan. Pesawat penumpang itu dipaksa mendarat di pangkalan NATO di Sisilia. Pihak berwenang Italia kemudian meringkus para pembajak.

8 dari 11 halaman

7. Awak Naham 3 Dipaksa Makan Tikus

(Sumber Columbia Pictures via Unproduced Screenplays)

Kapal Naham 3 adalah kapal ikan yang pada 2012, sedang mencari ikan di Lautan Hindia saat disergap oleh para pembajak Somlia. Sebanyak 29 awak kapal nelayan itu berasal dari beberapa negara Asia, termasuk China, Vietnam, dan Filipina.

Mereka kemudian diboyong ke Somalia dan ditahan di gurun, sementara para pembajak meminta tebusan uang dalam jumlah besar. Para awak dilaporkan dipukuli dan terpaksa makan tikus-tikus untuk bertahan hidup.

Dua orang awak meninggal karena sakit dan seorang lagi ditembak mati. Setelah 4,5 tahun, para pembajak kemudian mendapat uang tebusan yang jauh lebih sedikit dan membebaskan 26 tawanan sisanya yang kemudian pulang ke daerah asal masing-masing. Mereka ditahan selama 1.672 hari.

9 dari 11 halaman

8. Kapal Rokok Hye Mieko

(Sumber iStock via listverse.com)

Hye Mieko adalah kapal dagang milik perusahaan Singapura. Pada Juni 1995, kapal sedang berlayar dari Singapura ke Kamboja dengan muatan rokok dan barang-barang lain senilai US$ 2 juta ketika hilang di perjalanan.

Menurut sejumlah laporan, Hye Mieko dihentikan dan disergap oleh kapal cepat yang diduga milik Penjaga Pantai China. Kapal itu kemudian dipaksa berlayar ribuan kilometer melalui perairan internasional hingga tiba di selatan China. Setelah tiba di sana, kapal disita dan muatannya dijual. Tapi tidak jelas siapa penjual muatan dan ke mana uangnya.

China menolak tudingan telah bersalah atau mengetahui insiden itu, walaupun faktanya pemerintah China berkali-kali dicurigai melakukan pembajakan.

Yang menarik, kapal itu bahkan sempat menyerukan panggilan bahaya dan mengaku diserang bajak laut, tapi tidak ada yang datang menolong.

10 dari 11 halaman

9. Aksi Heroik Seabourn Spirit

(Sumber Ivan T.)

Pada 2005, kapal pesiar Seabourn Spirit berisi 300 penumpang sedang berlayar sekitar 160 kilometer di lepas pantai Somalia ketika diserang oleh para bajak laut.

Dua kapal kecil berisi para pembajak bersenjata berat mengelilingi kapal pesiar, lalu menembak menggunakan senapan mesin dan RPG hingga kena beberapa kali. Dua awak, Michael Groves dan Som Bahadur Gurung, mencoba menguris para pembajak menggunakan selang air bertekanan tinggi dan meriam suara berteknologi tinggi, LRAD.

Dalam pertarungan, Gurung terluka terkena pecahan dari ledakan RPG, tapi diamankan oleh Groves yang terus melawan para pembajak walaupun ia dihujani tembakan.

Setelah 30 menit, para pembajak menyerah dan mundur. Seabourn Spirit menyelamatkan diri ke perairan yang lebih amatn. Karena keberanian mereka, Gurung dan Groves dianugerahi medali oleh Ratu Inggris.

11 dari 11 halaman

10. 'Kapal Hantu' Erria Inge

(Sumber iStock via listverse.com)

Erria Inge adalah kapal barang Austalia yang disewakan untuk dipakai oleh perusahaan China pada 1990. Hanya dalam beberapa bulan, pemilik dan perusahaan penyewa kehilangan kontak dengan kapal dan para awaknya sehingga ada dugaan adanya pembajakan.

Kemudian, terkuaklah melalui beberapa sumber bawah tanah, bahwa kapal itu diberi nama baru dan surat-surat palsu sehingga kapal yang dicuri secara tidak sah itu bisa berlayar secara sah. Kejadian itu dikenal dengan istilah "kapal hantu."

Para bajak laut sering membajak kapal dan mengubahnya menjadi kapal hantu karena kesatuan-kesatuan angkatan laut tidak akan mencoba mengambil kembali kapal-kapal jenis itu.

Kisah misteius Erria Inge semakin suram pada 1992, ketika kapal itu dibeli sebagai besi tua oleh "pemilik" baru. Para pekerja mendapat temuan mengejutkan. Di dalam sebuah kulkas pembeku yang tidak dipakai ada 10 jasad terbakar. Tidak jelas siapa korban-korban itu atau apa yang terjadi, tapi ada kemungkinan keterlibatan para pembajak.