Liputan6.com, Washington, DC - Sebuah memo rahasia berupa email baru-baru ini terkuak. Isinya berupa permintaan serius tim kampanye pelantikan Donald Trump.
Tim tersebut meminta Pentagon mempertimbangkan untuk menambah jumlah kendaraan militer. Penambahan kendaraan itu bukan untuk penjagaan, tetapi demi parade pada pelantikan Trump pada 20 Januari 2017.
Baca Juga
"Kirimkan kami beberapa kendaraan militer seperti tank sehingga bisa kami masukkan dalam iring-iringan parade," tulis email rahasia yang baru dirilis di bawah peraturan undang-undang transparansi.
Advertisement
Melansir dari Independent, Kamis (23/3/2017), Pentagon menolak keras permintaan itu.
"Kami menolak keras menambah daftar permintaan dan bantuan seperti itu tak pernah ada dalam catatan," balas Pentagon.
Menurut email tim Trump itu, permintaan datang dari level paling tinggi.
Memang, beberapa waktu lalu setelah perhitungan electoral vote memperlihatkan bahwa Trump menang, miliarder nyentrik itu berkoar, "Menjadi presiden di negara hebat itu bisa melakukan apa pun. Salah satunya menjadi pesorak buat negara ini."
"Kita akan memamerkan kepada orang-orang tentang militer kita. Kita akan pamerkan militer kita."
"Militer kita akan berparade di Pennsylvania Avenue, terbang dari New York ke Washington. Saya serius, kita akan pamerkan militer."
Email itu dikirim ke Pentagon pada 13 Desember 2016.
Pentagon memang biasa bekerja dengan tim panitia pelantikan presiden untuk parade. Namun, biasanya militer hanya memberikan dukungan kelompok drum band dan musik serta penjaga dengan seragam warna-warni dibandingkan membawa perlengkapan perang.
Sumber Pentagon kepada Huffington Post mengatakan penolakan itu karena Departemen Pertahanan AS tak ingin terlihat Gedung Putih seperti Korea Utara. Apalagi, tank serta kendaraan berat lainnya dapat merusak aspal Washington DC.
Tak lama, tim membalas email itu dengan permintaan lain lagi: Trump ingin melihat F-35 dan F/A-18 Super Hornet terbang di langit DC saat pelantikannya.
Pada 11 Januari 2017, Pentagon membalas permintaan tersebut. Mereka memperbolehkan jet tempur itu terbang di hari pelantikannya, karena terkait dengan rencana Trump untuk memangkas kerja sama dengan Lockheed Martin -- produsen pesawat tempur itu.
Namun, sayangnya Trump tak pernah melihat dua jet tempur terbaru itu di langit DC saat pelantikan dia jadi presiden. Militer membatalkan penerbangan karena kondisi cuaca yang buruk.