Sukses

Kapal Pencari Suaka Karam, 200 Orang Diperkirakan Tewas

Sejauh ini penjaga pantai Italia baru menemukan 5 jasad yang terapung di Laut Mediterania.

Liputan6.com, Italia - Lembaga bantuan kemanusiaan Spanyol, Proactiva Open Arms melaporkan dua kapal pengangkut pencari suaka dari Timur Tengah karam di Laut Libya. Mereka mengkhawatirkan 200 imigran tewas.

Sejauh ini lembaga kemanusiaan itu bersama penjaga pantai baru menemukan 5 jasad.

Ketua Proactiva Open Arms, Laura Lanuza mengatakan mereka telah menarik 5 jasad dari Laut Mediteranian. Menilik salah satu jenazah kemungkinan mereka tak bisa berenang dan tenggelam.

Juru bicara pencaga pantai Italia yang juga terjun dalam misi ini mengonfirmasi 5 orang telah tewas.

Namun, seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/3/2017), mereka tak bisa mengonfirmaasi estimasi yang diberikan oleh lembaga Proactiva. Juga, pihak otoritas tak mendapat laporan sinyal bantuan dari kapal manapun.

Meski demikian, Lanuza yakin ada sekitar 200 lebih orang tewas dalam perjalanan mencari suaka ke Eropa.

"Kami membawa lima jenazah dengan tanda-tanda meninggal karena tenggelam," tulis pernyataan Proactiva dalam Facebooknya.

"Ada dua kapal karam, biasanya kapal pengangkut pencari suaka selalu kelebihan muatan. Perkiraan kami mencapai 240 imigran tenggelam," lanjut pernyataan itu. 

Jumlah imigran yang masuk ke Eropa dari Libya lewat Italia meningkat drastis tahun ini. Hal itu disebabkan rute antara Turki dan Yunani sudah ditutup.

Penjaga pantai Italia mengatakan mereka telah bekerja menyelamatkan 40 kapal dalam beberapa hari terakhir.

International Organization for Migration (IOM) mengatakan lebih dari 20 ribu pencari suaka tiba di Italia tahun ini. Dan sekitar 559 orang diestimasi tewas atau hilang dalam perjalanan.

Angka itu lebih tinggi dari tahun 2016 di tiga bulan pertama. Saat itu dari Januari-Maret, ada 19 ribu kedatangan ke Italia di mana 350 pencari suaka dilaporkan tewas.

"Bulan Maret belum saja usai, dan kami harus berlomba untuk bersiap menerima kedatangan para imigran yang membludak," kata juru bicara IOM, Joel Millman.

"Ini biasa di Musim Semi, makin sibuk namun, tak pernah melihat tingginya jumlah imigran yang tiba dan laporan kematian yang meningkat," tutup Millman.