Sukses

5 Insiden Akibat Percaya Takhayul dan Mistis yang Berakhir Maut

Kepercayaan terhadap sesuatu bersifat mistis boleh-boleh saja, asal jangan keterlaluan hingga menyangkut nyawa orang lain.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang di negara manapun memiliki takhayul yang masih dipercaya.

Ada yang percaya jangan keluar pada menjelang senja nanti celaka atau percaya pada kucing hitam pembawa celaka.

Kepercayaan terhadap hal mistis boleh-boleh saja, asal jangan keterlaluan hingga menyangkut nyawa orang lain.

Terkadang kepercayaan atas hal mistis kerap kali membuat kita tertawa namun juga ada yang kaget karena tak sedikit kepercayaan buta semacam itu bisa berujung maut.

Berikut 5 hal mistis gara-gara kepercayaan buta yang berakhir maut. Liputan6.com merangkum dari Listverse dan berbagai sumber pada Minggu (26/3/2017).

2 dari 6 halaman

1. Pendeta Keledai

Tiga pria Inggris keluar dari bar dalam keadaan mabuk pada 1912. Mereka melihat seekor keledai.

Menurut tiga pria itu, keledai tersebut seperti memandangi mereka dan memata-matai mereka. Paranoid dan jelas mabuk, mereka percaya keledai itu adalah pendeta.

Menurut kepercayaan lokal pada masa itu, seorang pendeta bisa berubah menjadi keledai di malam-malam sebelum Paskah.

Tiga pria mabuk itu mendekati keledai dan berteriak, "kami tidak takut sama kamu!"

Keledai itu terkejut dan membalas teriak. Alih-alih lari, tiga pria mabuk itu membunuh hewan malang itu.

Ketiganya ditahan dan didenda atas kebodohan mereka.

3 dari 6 halaman

2. Tumbal

Di India Utara tahun 1929, dua kakak beradik sakit parah. Mereka percaya penyakit tersebut disebabkan oleh perilaku jahat istri salah satu dari saudara yang lain.

Untuk menghilangkan musibah akibat roh jahat yang membuat mereka sakit, keduanya mendatangi seorang dukun dan meminta bantuan.

Dukun itu merekomendasikan agar keduanya berkorban kambing untuk Dewa Kali.

Kedua saudara, dukun dan empat kambing pergi ke hutan untuk melakukan ritual pengorbanan.

Kedua kakak beradik itu menunggu dan sakitnya tak kunjung sembuh. Frustrasi dan marah, mereka memanggil dukun itu lagi. Kali ini, mereka membawa sang dukun dan asistennya ke hutan untuk dipukuli hingga mati untuk pengorbanan kepada Kali.

Tubuh dukun dan asistennya yang malang lalu dibuang ke jurang.

Kakak beradik itu lalu ditahan dan diputuskan bersalah karena pembunuhan oleh pengadilan.

4 dari 6 halaman

3. Dendam Kesumat

Pembunuh berantai perempuan adalah hal langka. Namun pada 1895, koran-koran seluruh dunia melaporkan kisahnya.

Perempuan itu tinggal di Catania, Sicily. Malangnya, dua anaknya tewas karena sakit. Tapi, ia percaya kematian itu karena tenung.

Benci dan balas dendam ke semua orang, ia mulai secara sistematis meracuni anak-anak.

Ia mencampur anggur dan racun dan diberikan kepada anak-anak itu. Sebelum tewas, mereka menderita sakit luar biasa.

Perempuan itu bernama Gaetana Stimoli. Pihak berwenang berhasil membekuknya dan diketahui ia telah membunuh 23 anak. Sungguh dendam kesumat yang mengerikan.

5 dari 6 halaman

4. Darah di Rel Kereta

Saat rel kereta api mulai dibangun di selatan China, kisah mistis berembus di antara para pekerja.

Kisah itu berupa para pekerja menculik warga desa menjadikannya tumbak. Kabar burung mengatakan, darah terlihat di sepanjang rel.

Kisah tahun 1935 itu melaporkan warga desa menyerang dan membunuh 16 pekerja pembuat rel kereta. Ada yang dipukuli hingga mati atau ditenggelamkan. Salah satu pekerja bahkan dijerat lehernya hingga tewas. Setelah petugas keamanan turun, para penduduk desa tak ada yang berani lagi menganggu para pekerja. 

6 dari 6 halaman

5. Meramal Kematian

Jangan sekali-kali mencoba meramalkan kematian seseorang. Karena bagaimana jika 'ramalan' Anda terbukti benar.

Hal itu terjadi pada tahun 1887 di Selandia Baru yang menimpa seorang kepala suku Maori bernama Noko.

Saat itu Noko mengatakan tetangganya akan meninggal dalam waktu tiga hari mendatang. Rupanya ramalan itu jitu, sang tetangga tewas

Penduduk setempat percaya, Noko penyebabnya.

Untuk mencegah Noko meramal kematian, warga menembak hingga tewas Noko dan istrinya. Rumah mereka kemudian dibakar.

Di kemudian hari terkuak bahwa 50 hingga 60 orang memang ingin membunuh Noko untuk menggantikan posisinya sebagai kepala suku.

Awalnya mereka hanya membunuh Noko, namun sang istri terbangun dan melihat para pembunuh. Takut dikenali, mereka pun membunuh wanita malang itu.