Liputan6.com, Brisbane - Lebih dari 3.500 warga Australia telah dievakuasi menyusul bergeraknya Topan Debbie yang berkekuatan 240 km/jam menuju pesisir Queensland.
Siklon tropis itu diperkirakan akan terus menguat hingga kategori 4--dengan skala tertinggi 5--sebelum tiba di Queesland pada Selasa, 28 Maret 2017, pukul 07.00 waktu setempat.
Sejumlah penduduk menolak pindah meski telah terdapat peringatan bahwa topan dapat menyapu daerah seluas 100 km.
Advertisement
Premier Queensland Annastacia Palaszczuk mengatakan, badai tersebut akan mengalahkan Topan Yasi yang terjadi pada 2011.
"Saya memohon kepada semua, mohon, dengarkan pihak berwenang. Ini tentang keamanan Anda, tentang keamanan keluarga Anda dan kemanan anak-anak Anda," ujar Palaszczuk dalam konferensi pers pada Senin, 27 Maret 2016.
Palaszczuk mengatakan, ada 2.000 warga tambahan yang diperkirakan akan bergabung dengan ribuan warga lain yang telah dievakuasi dari wilayah terdampak.
Pihak berwenang telah memperingatkan, topan tersebut dapat membuat sejumlah daerah mengalami pasang tinggi, menyebabkan gelombang setinggi delapan meter, dan banjir di beberapa wilayah dataran rendah.
Saat ini, Kepulauan Whitsunday telah diterpa angin berkekuatan 100 km/jam. Menurut Komisaris Polisi Ian Stewart, cuaca buruk itu telah menyebabkan tewasnya seorang perempuan dalam sebuah kecelakaan.
Dikutip dari BBC, Senin (27/3/2017), pihak berwenang Queensland telah menutup 102 sekolah, 81 pusat pendidikan usia dini, dan dua pelabuhan. Seluruh penerbangan pun telah dibatalkan di Bandara Townsville dan Mackay.
Stewart memperingatkan, kru layanan darurat tak dapat memberikan bantuan selama puncak badai berlangsung.
Sementara itu Palaszczuk mengatakan, warga harus bersiap-siap akan pemadaman listrik. "Ini saatnya mengisi daya ponsel Anda. Topan ini akan parah dan kita akan melihat sejumlah kerusakan bangunan," ujar dia.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan, Pasukan Pertahanan Australia akan membantu merespons korban topan tersebut.
"Warga Australia kembali menunjukkan keikhlasan di bawah tekanan, keberanian dalam menghadapi bahaya, dan bersatu tanpa berpikir dua kali untuk membantu satu sama lain," ujar Turnbull dalam parlemen.
"Kebajikan ini akan terlihat dalam beberapa hari ke depan saat warga Australia akan menghadapai bencana alam terburuk," imbuh dia.