Liputan6.com, Mosul - Dengan menaranya yang miring, Masjid Agung Al Nuri menjadi tengara area Kota Tua Mosul, Irak. Nama rumah ibadah tersebut diambil dari Nur al-Din Mahmoud Zangi, pemimpin setempat yang memerintahkan pembangunannya pada tahun 1172, dua tahun sebelum kematiannya.
Namun, pada 2014 lalu militan ISIS yang menduduki Mosul membunuh Imam Masjid Al Nuri, Mohammed al-Mansouri, yang menolak bergabung dengan mereka.
Pada 4 Juli tahun itu, Abu Bakr al-Baghdadi, di masjid tersebut, memproklamasikan Negara Islam (IS) secara sepihak dan menuntut kesetiaan umat Muslim di seluruh dunia. Ia mengaku sebagai kalifah.
Pada Rabu 29 Maret 2017, pasukan khusus dan polisi Irak kian mendekat ke Masji Al Nuri, mempererat kendali mereka atas situs tersebut di tengah upaya merebut Mosul -- kota terbesar kedua di Negeri Seribu Satu Malam.
Seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (30/3/2017), ribuan warga telah melarikan diri dari cengkeraman ISIS di kota yang diyakini jadi benteng terakhir kelompok teror itu di Irak.
Namun, masih banyak warga yang terjebak di rumah, di tengah pertempuran sengit dan serangan udara yang dilancarkan pasukan Irak yang dibeking koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat.
Suara tembakan terus menggema dari area Kota Tua. Para militan bersembunyi di tengah warga, kabur lewat lorong-lorong sempit bak labirin.
"Pasukan polisi federal telah memberlakukan kendali penuh atas area Qadheeb al-Ban dan stadion al-Malab di sayap barat Kota Tua Mosul, serta mengepung gerilyawan di sekitar masjid Al Nuri," kata kepala kepolisian federa Irak, Letnan Jenderal Raed Shaker Jawdat dalam sebuah pernyataan.
Rapid Response -- pasukan elite Kementerian Dalam Negeri Irak -- telah mendekati pinggiran kota tua, mereka memanjat tembok sebuah taman.
ISIS merespons pergerakan itu dengan menembakkan roket, dan mengotori langit dengan asap putih.
Sementara, tentara Irak menembak jatuh drone yang diduga kuat milik ISIS. Pihak militan menggunakan pesawat tak berawak berukuran kecil untuk memata-matai posisi militer Irak juga rantai pasokan amunisinya.
Saat pertempuran memasuki wilayah Mosul barat yang padat penduduk, warga sipil yang ada di sana berisiko jadi korban.
PBB mengatakan, ratusan warga sipil jadi korban pada bulan lalu.
Setidaknya 307 penduduk tewas, dan 273 lainnya luka di Mosul barat sejak 17 Februari 2017.
Namun, duduk perkara kejadian itu belum jelas. Pun dengan pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut: ISIS atau pasukan Irak.
Komandan militer Irak mengatakan, ISIS meledakkan bom yang memicu rusaknya sejumlah bangunan. Mereka juga membantah korban jiwa jatuh akibat serangan langsung yang dilakukan pihaknya.
Penduduk mengaku, ISIS menggunakan mereka sebagai tameng hidup.
Sosok Kalifah ISIS
Baca Juga
Advertisement
Hingga saat ini keberadaan Kalifah ISIS Abu Bakr al-Baghdadi masih jadi misteri. Sebelumnya, ia diyakini ada di Mosul.
Nama asli al-Baghdadi adalah Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai.
Pada Jumat 4 Juli 2014, untuk kali pertamanya kalinya menampakkan diri, bicara secara terbuka di Masjid Agung Mosul, Al Nuri. Ia berseru kepada seluruh umat Islam di dunia untuk mematuhinya sebagai 'pemimpin'.
Tak hanya isi seruannya, sepanjang 20 menit, yang disampaikan di tengah konflik berdarah, yang jadi fokus perhatian. Ada yang menonjol dari penampilan 'Khalifah Ibrahim' yang serba hitam -- baik serban maupun jubah. Ia memakai jam tangan bersepuh krom (chrome) yang bentuknya mirip-mirip arloji mewah.
Aksesoris pilihannya itu menimbulkan banyak spekulasi. Ada yang meyakini, itu jam tangan Rolex yang harganya selangit, ada yang mengira Omega seamaster yang dibanderol paling tidak mencapai 3.500 poundsterling atau Rp 71 juta, atau Sekonda yang lebih 'murah'.
Simbol kemewahan itu dianggap tak sesuai dengan apa yang ia sampaikan. Menurutnya, di bawah arahan Negara Islam (nama pengganti ISIS), dunia muslim akan kembali pada 'martabat, kekuatan, hak, dan kepemimpinannya'.
"Aku adalah wali yang akan memimpin Anda, meski aku bukan yang terbaik di antara kalian. Jika Anda melihatku benar, dukunglah aku," kata Abu Bakr al-Baghdadi, seperti Liputan6.com kutip dari Telegraph.
"Jika Anda merasa saya salah, nasihati saya, dan kembalikan aku ke jalan yang benar."
Baghdadi juga memuji 'kemenangan' kelompok ISIS di Irak, yang diklaim berhasil mengembalikan kekhalifahan setelah berabad-abad.