Sukses

Ada Jejak Tumbal Manusia di Istana Misterius Berusia 2.300 Tahun

Istana misterius yang baru-baru ini ditemukan di Meksiko dahulunya diperkirakan sebagai rumah mewah dan tempat pengorbanan manusia.

Liputan6.com, Palenque - Sebuah istana misterius berusia 2.300 tahun yang dahulunya diyakini merupakan rumah milik pemimpin yang kaya raya, ditemukan di Meksiko.

Menurut laporan The Sun, bangunan menakjubkan itu dahulunya merupakan rumah dan pusat kendali bisnis pemimpin kekaisaran kuno yang sudah ada terlebih dulu dibanding suku Aztec.

Bangunan dua lantai seluas 2.790 meter persegi itu diekskavasi di El Palenque, Lembah Oaxaca.

Istana tersebut dahulunya diperkirakan sebagai tempat tinggal yang nyaman bagi penguasa dan keluarganya. Bangunan itu juga memiliki teknologi untuk mengumpulkan air hujan, menyediakan air segar, dan membuang limbah.

Namun terdapat kabar bahwa bangunan itu digunakan sebagai tempat pengorbanan manusia, di mana sejumlah orang dikeluarkan jantungnya atau dipenggal sebagai persembahan bagi para dewa.

Ilmuwan Elsa Redmond dan Charles Spencer yang membantu mengekskavasi tempat tersebut dengan American Museum of Natural History, meyakini bahwa desain bangunan itu istimewa pada zamannya.

Dalam sebuah jurnal ilmiah, mereka menulis betapa banyaknya pekerja yang telah digunakan oleh penguasa itu menyelesaikan bangunan.

Lembah Oaxaca di dekat ujung selatan Meksiko merupakan 'harta karun' yang menyediakan petunjuk tentang peradaban Maya kuno yang pernah menguasai seluruh Amerika Tengah dan telah menarik perhatian arkeolog selama beberapa dekade.

Tim Redmond dan Spencer telah bekerja di El Palenque sejak 1993. Namun mereka meyakini bahwa bangunan tersebut merupakan salah satu arsitektur tertua di Meksiko.

Mengapa Suku Maya Mengorbankan Manusia?

Selama era pra-Columbian, pengorbanan manusia dalam kebudayaan Maya merupakan persembahan yang populer bagi para dewa. Darah dilihat sebagai sesaji dan persembahan yang dipercaya dapat membuat para dewa senang.

Biasanya mereka yang dikorbankan merupakan tahanan perang berstatus tinggi. Sementara itu tahanan dengan status lebih rendah akan digunakan sebagai tenaga kerja.

Metode paling umum yang dilakukan adalah pemenggalan dan pengambilan jantung. Mereka juga menembak korban dengan panah, melemparkannya ke dalam lubang-lubang pembuangan, dan menguburnya hidup-hidup.