Liputan6.com, Jakarta - Ada rahasia di balik keindahan Danau Toba di Sumatra Utara. Ternyata, perairan itu adalah kaldera yang terbentuk karena bencana alam dahsyat.Â
Sekitar 70.000 tahun lalu, di wilayah yang kini menjadi Danau Toba, terjadi letusan dahsyat gunung api purba, yang diyakini terbesar dalam kurun waktu 2 juta tahun terakhir.
Toba sebelumnya adalah gunung purba. Seperti dimuat situs Badan Antariksa AS, NASA, dalam waktu sekitar dua minggu, ribuan kilometer kubik puing dimuntahkan dari Kaldera Toba.
Advertisement
Baca Juga
Aliran piroklastik--awan yang merupakan campuran gas panas, serpihan batu, dan abu--mengubur wilayah sekitar 20.000 kilometer persegi di sekitar kaldera.
Di Pulau Samosir, tebal lapisan abu bahkan mencapai 600 meter. Abu Toba juga menyebar ke seluruh dunia. Di India misalnya, ketebalan abu sampai 6 meter.
Pasca letusan, Gunung Toba kolaps, meninggalkan kaldera modern yang dipenuhi air--menjadi Danau Toba. Sementara, Pulau Samosir terangkat oleh magma di bawah tanah yang tidak meletus. Gunung Pusuk Buhit di dekat danau itu juga terbentuk pasca-letusan.
Awalnya ilmuwan menduga, letusan Toba menyebabkan penurunan suhu global hingga 10 derajat Celcius selama hampir satu dekade dan membinasakan makhluk hidup, termasuk nenek moyang manusia.
Seiring berjalannya waktu, kaldera Toba akhirnya terisi air dan menjadi sebuah danau indah yang memberi penghidupan kepada manusia-manusia di sekitarnya.
Tak hanya Dabau Toba, seperti dikutip dari Listverse.com pada Jumat (31/3/2017), ada beberapa danau dan tempat indah di dunia yang terbentuk justru oleh bencana dahsyat, baik yang terjadi secara alami maupun hantaman benda angkasa. Ini 10 lainnya:
2. Bekas Hantaman Asteroid Chicxulub
Banyaknya lubang hisap (sinkhole) di Semenanjung Yucatan, Meksiko, menjelma jadi lokasi yang unik.
Air biru kehijauan seperti menyala di bawah gua saay tersorot sinar matahari, dibingkai rerimbunan hijau di sekelilingnya. Tapi, keajaiban justru ada di badan air di bawah lubang hisapnya.
Badan air di Yucatan memiliki lapisan unik air tawar di bagian atas setebal 10 meter dan air asin di bawahnya. Dua lapisan itu tidak bercampur dan tampilannya tetap bening seperti kristal.
Air di sana menjadi sumber air tawar bagi bangsa Maya di saat musim kering, sekaligus memainkan peran penting bagi spiritualitas suku itu.
Sebuah lubang hisap yang disebut Chichen Itza mengungkapkan banyaknya artifak yang dipersembahkan kepada sumber air tersebut.
Lubang hisap Yucatan menungkapkan lebih dari sekedar kehidupa bangsa Maya yang tinggal di sekitaranya, tapi juga menggambarkan kawah yang terbentuk dari hantaman asteroid Chicxulub, yang diduga menjadi pemusnah massal di akhir periode Cretaceous.
Cincin keliling lubang-lubang hisap Yucatan itu adalah keliling kawah tempat hantaman asteroid. Melihat lebar kawah yang sekitar 240 kilometer, bisa dibayangkan ukuran asteroid yang menghantam kawasan itu.
Advertisement
3. Air Terjun Niagara
Niagara terkenal karena melimpahnya air yang mengalir di sana.
Di New York dan Ontario, Kanada, sungai Niagara terjun hingga 34 meter ke kolam di bawahnya dengan volume sekitar 170 ribu meter kubik per menit.
Air terjun luar biasa yang kerap menjadi latar belakang foto liburan atau foto pernikahan itu tercipta dalam waktu yang jauh lebih lama dari sekedar tabrakan asteroid ke Bumi.
Air terjun itu terbentuk karena gejala alamiah jangka panjang masa Pleistocene.
Air yang memasok air terjun itu berasal dari glasier di arah barat laut, terletak di tenggara Ontario. Glasier yang meleleh itu tadinya setebal 2 hingga 3 kilometer.
4. Crater Lake
Di hutan yang terletak di bagian tenggara Oregon ada Crater Lake yang cantik dengan air biru bersih dan pinus-pinus hijau.
Jika berkemah beberapa hari di sekitarnya, orang yang beruntung mungkin bisa melihat The Old Man of the Lake, yaitu penampakan tumbuhan hemlock yang mengapung tegak selama lebih dari 100 tahun.
Di bawahnya ada kawah dengan kedalaman yang hingga 592 meter.
Tapi tidak ada misteri tentang pembentukan danau itu sendiri. Sebuah puncak volkano purba tenggelam saat erupsi dan kaldera bentukannya memerlukan 250 tahun hingga akhirnya terisi penuh oleh air hujan.
Sekitar 7.700 tahun lalu, gunung Mazama berketinggian 3.600 meter meletus. Erupsinya mencapai ketinggian 20 kilometer dan menyemburkan awan debu serta serpihan lava (piroklast) yang menebar hingga sejauh Kanada bagian tengah. Partikel abunya pun mencapai Tanah Hijau (Greenland).
Advertisement
5. Taman Nasional Yellowstone
Hampir 1.300 kilometer dari Crater Lake terletak Taman Nasional Yellowstone, suatu kombinasi unik flora, fauna, dan mata air yang menyembur ke langit.
Geyser 'Old Faithful' itu terkenal karena secara teratur menyemburkan air hingga setinggi 56 meter.
Tampilan langka di sana termasuk Yellowstone Sand Verbena dan Yellowstone Sulfur Wild Buckwheat, yang hanya ada di taman itu. Melalui pengamatan yang hanya beberapa jam, tampaklah bison, serigala, dan beruang berkeliaran.
Tapi, sejarah taman itu mengandung bahaya. Banyak orang menyadari potensi letusan supervolkano di masa depan, tapi hanya sedikit orang mengetahui adanya 3 letusan besar di kawasan itu dalam rentang waktu 2,1 juta tahun usianya.
Kekuatan letusan mencapai 6.000 kali kekuatan erupsi St. Helena pada 1980. Akibat ledakan itu adalah kaldera, tanaman, dan hewan yang bertebaran di taman itu sekarang ini.
Jika Yellowstone meletus pada masa depan, diperkirakan dua pertiga wilayah Amerika Serikat akan terdampak.
6. Kawah Ngorongoro
Lokasi kawah Ngorongoro dekat dengan dataran Serengeti. Kawah itu menjadi kaldera terbesar keenam sedunia yang tidak terputus.
Di dalam kawah hidup gajah, zebra, dan badak hitam. Macan tutul dan singa juga terkadang berkerliaran dalam kawah, demikianjuga dengan 500 spesies burung yang belum didokumentasikan.
Berbagai tumbuhan ada di sana, mulai dari bambu, rumput pendek hingga sejumlah pohon lokal. Ada juga hutan hujan di tepiannya. Suku Maasai dan ternak peliharaan mereka juga tinggal di sana secara serasi dengan kehidupan liar.
Kawah Olmoti di dekatnya memiliki air terjun yang menakjubkan. Kawah Empakai memiliki danau dalam dikelilingi rerimbunan hijau.
Ternyata, kawah Ngorongoro pada 3 juta tahun lalau adalah gunung berapi raksasa yang menjulang tinggi antara 4.500 hingga 5.800 meter, hampir sama dengan Kilimanjaro sekarang.
Kaldera di sana memiliki kedalaman 610 meter dan dasarnya hingga seluas 260 kilometer persegi. Letusan 3 juta tahun lalu diduga menjadi suatu bencana alam yang luar biasa, tapi kemudian menghasilkan lokasi indah sekarang ini.
Advertisement
7. Delta Okavango
Ketika membayangkan gurun Kalahari, orang terpikir tentang pasir oranye dan teriknya matahari.
Ternyata, di ujung sungai Okavango, kita bisa menemukan delta pedalaman. Delta Okavango merupakan situs unik Warisan Dunia yang tidak mengalirkan air ke laut seperti lazimnya delta lain dan telah mengubah Kalahari menjadi tanah gambut permanen.
Air biru jernih dengan ekosistem luas terdiri dari tanaman dan hewan berkembang di sana, sehingga beberapa hewan besar seperti gajah Afrika, zebra, dan kuda nil menghuninya.
Banjir pasang tahunan dari Angola pun membawa lebih banyak lagi kehidupan di tengah-tengah gurun kering kerontang.
Ketika sedang safari di sana, kita mungkin tidak menyadari bahwa pergeseran sungai itu terjadi karena gempa bumi dahsyat yang membalik aliran sungai Okavango.
Sebelum tabrakan lempeng Nubia dan Somalia itu, sungai tersebut mengalir melewati beberapa danau hingga tiba ke laut sebagaimana lazimnya suatu sungai. Tabrakan dua lempeng itu membalik aliran sungai hingga airnya melebar menyuburkan kawasan.
8. Tabung Lava Undara
Ketika orang pergi ke Australia, mudah mengingat Great Barrier Reef atau kota-kota seperti Sydney dan Brisbane. Padahal, sejauh 3,5 jam perjalanan dari Cairns, ada sistem tabung lava yang tidak boleh terlewatkan, Undara.
Dalam bahasa Aborigin, Undara berarti "jalan jauh", suatu sebutan yang pantas bagi tabung lava terpanjang di planet ini. Tabung-tabung itu membentang hingga sekitar 32 kilometer dan berisi beberapa gua yang paling beragam secara biologis.
Runtuhan atap di beberapa bagiannya memungkinkan masuknya sinar matahari hingga menjangkau tanaman dan hewan yang hidup di sana, termasuk 4 spesies kelelawar dan wallaroo. Ada juga semak merambat yang hampir selalu hijau sepanjang tahun di dalam gua-gua itu. Tapi, asal mula semak merambat itu bersal dari masa pemisahan benua super Gondwanaland.
Terciptanya tabung lava itu sendiri merupakan bencana alam berkait dengan erupsi vulkanik raksasa yang menghasilkan 23,3 juta kilometer kubik lava. Aliran lava bergerak pada kecepatan 1.000 meter kubik per detik hingga sejauh 160 kilometer sambil menghanguskan apapun yang diterjangnya.
Tabung-tabung lava Undara terbentuk ketika lava merembes ke dasar sungai kering dan bagian atas alirannya membeku.
Semengtara, lava di dalam tabung masih mengalir hingga beberapa kilometer sebelum akhirnya mengering juga.
Advertisement
9. Ujung Kulon
Badak Jawa termasuk hewan paling langka sedunia, hanya ada 60 ekor saja yang masih hidup sekarang ini dan hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Di taman yang menjadi Warisan Dunia itu juga ada 57 jenis tanaman langka.
Tapi, yang paling utama di Ujung Kulon adalah keberadan gunung berapi Krakatau yang sedang tidur, padahal gunung itu terkenal dengan letusan hebatnya pada 1883.
Letusan saat itu menewaskan 36 ribu orang dan dentumannya terdengar hingga sejauh 4.800 kilometer. Suara dentuman itu merupakan suara yang paling kencang sedunia yang pernah tercatat hingga kini.
Selama beberapa hari, abu letusannya menghalangi sinar matahari di daerah sekitarnya.
Mengerikan? Memang. Namun, hijaunya hutan hujan dan ekosistem alamiah di sana sekarang ini menjadi akibat dari letusan tersebut.
10. Laut Tengah
Kawasan Laut Tengah memiliki laut biru kehijauan, musim dingin yang hangat dan musim panas bermandikan cahaya matahari, lengkap dengan pasir putih di pantai.
Kota-kota dibangun di sekeliling tebing batu dengan mengarah ke lautan. Sungguh suatu tampilan liburan yang menyenangkan. Budaya-budaya yang berkembang di pulau-pulau di sana menghadirkan kudapan dan sejarah yang unik.
Bangsa-bangsa Romawi, Yunani, Sisilia, dan Karthago saling bertempur untuk menguasai lautan sepanjang 3.900 kilometer tersebut. Selain peran penting dalam kebangkitan dan jatuhnya kekuatan-kekuatan dunia, laut itu juga menjadi sarana perdagangan Eropa dan Asia.
Tapi, budaya dan peradaban yang ada sekarang pernah hampir tiada. Jika tidak ada banjir pada masa Zanclea pada 5,6 juta tahun lalu, maka Laut Tengah hanyalah sekedar gurun yang gersang.
Ketika tidak memiliki sumber air, sekitar 4 kilometer garis batas air lenyap dari Laut Tengah. Selama sekitar 800 ribu tahun, Laut Tengah hampir semuanya kering. Kemudian, sekitar 5,33 juta tahun lalu, terjadilah pengisian air secara cepat. Selat Gibraltar yang menyumbat masuknya air telah terbuka lagi.
Hanya dalam 2 tahun, sekitar 90 persen cekungan itu terisi air dengan penambahan ketinggian sekitar 10 meter per hari
Advertisement
11. Pantai Galveston
Dengan garis pantai sepanjang lebih dari 50 kilometer yang dilengkapi berbagai kegiatan, pulau Galveston di Texas adalah salah satu tempat liburan yang menyenangkan.
Tempat itu bisa ditempuh hanya dalam waktu 50 menit dari Houston, bahkan bisa ditempuh dengan mengemudikan mobil.
Tapi, Galveston di masa lalu bukanlah demikian. Pada 1900, di situlah tempat terjadinya Topan Galveston berkekuatan kategori 4 (kecepatan angin hingga 225 kilometer per jam).
Korban jiwa mencapai 6.000 orang dari keseluruhan warga sebanyak 37 ribu jiwa. Lebih dari 3.500 rumah dan bangunan luluh lantak. Tragedi itu bahkan disebut-sebut sebagai bencana alam terburuk di Amerika Serikat.
Topan badai luar biasa itu mencabik-cabik daratan dan bahkan melubangi daratan. Tapi, kemudian, hewan, tumbuhan, dan manusia yang tinggal di sana meneruskan lagi kehidupan.