Liputan6.com, Jakarta - Reputasi buruk membayangi Indonesia. RI dianggap sebagai negara terbesar kedua di dunia penyumbang limbah laut.
Data tersebut dikeluarkan oleh lembaga penelitian internasional Jambeck. Pada 2015 lalu, sampah yang berada di laut Indonesia sebanyak 187,2 ton.
Lebih menyedihkannya lagi, limbah laut yang dihasilkan Indonesia mayoritas berasal dari bahan plastik.
Melihat permasalahan yang dihadapi Indonesia, Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional AS (NOAA) menyatakan siap menjalin kerjasama mengurangi limbah laut Indonesia.
"Kita akan bahas masalah sampah laut dan akan bekerjasama untuk menangani masalah ini," ucap Duta Besar AS untuk Joseph Donovan di Pusat Kebudayaan AS @america, Sabtu (1/4/2017).
Kepedulian AS, dijelaskan Donovan sangat berdasar. Pasalnya, masalah sampah laut bukan cuma persoalan Indonesia tapi sudah jadi urusan dunia.
Advertisement
Baca Juga
"Ini masalah dunia, adalah tanggungjawab semua untuk mengatasi ini," tuturnya.
Dia memastikan bantuan mengelola sampah laut akan dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu penyedian fasilitas pembersihan limbah.
"Kita (bisa) menyediakan fasilitas dan perlengkapan untuk bisa mengumpulkan dan mengelola sampah laut," ucap dia.
Meski menyatakan siap membantu, Donovan menggarisbawahi cara utama menangani permasalahan ini adalah dengan pencegahan dan edukasi bahaya limbah laut.
"Yang paling bagus adalah pencegahan dengan mendirikan dan membangun pusat pengolahan sampah, pendidikan untuk warga setempat agar menjadi penghubung supaya tak membuang sampah di lautan Indonesia," papar dia.
Untuk membantu Indonesia NOAA direncanakan menggandeng Kementerian Kordinator Kemaritiman. Saat ini Kemenko Maritim telah memiliki rencana mereduksi limbah laut.
Cara yang dipakai adalah merancang Rencana Aksi Nasional (RAN) tentang Limbah Plastik Laut. RAN telah dijalankan sejak akhir Maret dengan cara menggelar kampanye Gerakan Indonesia Bersih dan Senyum.